BRIN: riset dan inovasi di bawah arahan Megawati

BRIN: riset dan inovasi di bawah arahan Megawati

Pelantikan Megawati selaku ketua dewan pengarah BRIN yang bakal punya tugas memberi arahan soal urusan nuklir hingga perkara luar angkasa. Foto: detik.com.

SURABAYA (Suaramuslim.net) – Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, resmi dilantik sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) oleh Presiden Jokowi.

Pendirian BRIN merupakan amanat UU Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang awalnya dijabat rangkap oleh Menristekdikti, namun dipisah setelah reshuffle kabinet tahun ini.

BRIN menjadi lembaga sendiri diatas pimpinan Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc. menaungi sejumlah lembaga riset milik pemerintah seperti LAPAN, LIPI dan BATAN sebelum akhirnya dilebur menjadi satu lembaga.

“Dampak evaluasi ini belum bisa kita lihat dalam waktu dekat. Butuh waktu 1-2 tahun untuk melihatnya. Tergantung dari bisnis proses yang dikehendaki oleh kabinet baru ini apakah hasil riset itu dipakai dalam kebijakan publik di kementrian atau perencanaan pembangunan atau dibiarkan,” ujar Guru Besar Fakultas Teknik Kelautan ITS, Prof. Daniel M Rosyid dalam talkshow Ranah Publik, Kamis (14/10/21).

Ia berpendapat investasi di bidang riset akan mempengaruhi pertumbuhan. Namun melihat praktik penelitian hari ini ia masih pesimis, yang dikeluhkan banyak peneliti adalah soal pertanggungjawaban admnistrasi yang ruwet, banyak laporan palsu soal keuangan.

“Apakah dengan peleburan lembaga-lembaga riset dan inovasi dengan BRIN akan lebih memudahkan administrasi keuangan penelitian atau tidak?” Tanyanya.

“Saya masih pesimis apakah pelaksana pemimpin BRIN ini bisa membuat hasil-hasil penelitiannya digunakan atau masih tetap diremehkan oleh pemerintah dan DPR. Sebab jika tidak begitu, adanya BRIN jadi kurang bermanfaat,” kata dia.

Menurut Daniel, ide mengangkat ketua parpol sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN ini apakah kemudian menjadikan penelitian-penelitian sosial politik lebih penting dari ilmu sains?

“Meskipun ketua parpol tidak memiliki kapasitas peneliti tapi bisa mengarahkan agenda research-nya,” ujar jelas Daniel.

Dari pengamatan Daniel, justru kita memerlukan pemahaman lebih baik tentang fenomena-fenomena yang menjadi ekosistem kultur.

Penelitian itu membutuhkan suatu ekosistem kultur yang cocok agar semakin baik kedepannya.

“Harapannya dengan pembentukan dan pelantikan pengarah BRIN ini dapat membuat ekosistem kultur yang lebih bagus dan mengembangkan proses riset dan inovasi, bukan hanya otak-atik struktur untuk memberikan jabatan bagi pendukung rezim,” tutupnya.

Kontributor: Zulnia Azzahra
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment