Suaramuslim.net – Ramadhan adalah momen yang sangat tepat dalam melakukan muhasabah atau biasa diartikan sebagai introspeksi diri. Bagaimana memulainya?
Muhasabah, merupakan bagian penting dalam kehidupan umat Islam. Tanpa muhasabah, seorang anak cucu adam tak akan mampu melihat dosa dan aibnya. Padahal, dengan mengetahui dan kemudian mengakui dosa-dosa yang telah dilakukan, pertaubatan akan dilakukan, yang kemudian diikuti dengan perubahan untuk menjadi lebih baik.
Ramadhan adalah bulan spesial. Bulan menjadikan diri lebih baik dari sebelumnya. Allah subhanahu wa ta’ala membuka pintu taubatnya selebar-lebarnya, dan melipatgandakan berbagai amalan kebaikan. Meskipun tidak ada keharusan atau penentuan khusus untuk waktu muhasabah diri, rasanya Ramadhan menjadi waktu yang tepat jika ditinjau dari berbagai keutamaannya.
Ustadz Firanda Ibnu Abidin As-Soronj di almanhaj.or.id menjelaskan bahwa, Umar Al Faruq berkata, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang. Dan berhiaslah (beramal shalihlah) untuk persiapan hari ditampakkannya amalan hamba.”
Kemudian, di dalam kitab Hilyatul Auliya, Al Hasan berkata, ”Seorang mukmin adalah pengendali dirinya. (hendaknya) dia menghisab dirinya karena Allah. Yang menyebabkan suatu kaum hisabnya ringan di akhirat kelak ialah, karena mereka telah menghisab jiwa mereka di dunia. Dan yang menyebabkan beratnya hisab pada suatu kaum pada hari kiamat kelak ialah, karena mereka mengambil perkara ini tanpa bermuhasabah (di dunia).”
Bagaimana Memulai Muhasabah?
Hakikat muhasabah ialah, menghitung dan membandingkan antara kebaikan dan keburukan. Sehingga, dengan perbandingan ini diketahui mana dari keduanya yang terbanyak. Lalu, bagaimana melakukannya?
Pertama, bertanyalah kepada diri sendiri tentang memanfaatkan momentum istimewa yang bernama Ramadhan. Karena setiap waktu dalam bulan Ramadhan,merupakan waktu-waktu yang berharga. Terlebih, pada sepuluh malam dan hari terakhir, dan puncaknya pada malam Lailatul Qadar. Saat itu, sadari apakah hati sudah cukup peka pada keistimewaan bulan Ramadhan ? jika belum, maka segera hadirkan kesadaran bahwa bulan Ramadhan sebaik baik bulan yang dihadirkan oleh Allah. Karena, kualitas keimanan dan kadar ketaqwaan seseorang sangat ditentukan oleh sikap dan upayanya untuk menggapai kemuliaan selama Ramadhan.
Kedua, Ramadhan bisa menjadi momen bercermin untuk melihat jiwa yang sebenarnya. Didalam sebuah hadits : “Apabila bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu Surga dibuka selebar-lebarnya, pintu-pintu Neraka ditutup serapat-rapatnya dan syetan-syetan dibelenggu” (HR Muttafaq ‘Alaih). Artinya, ketika selama Ramadhan seseorang masih punya niat buruk, kecenderungan buruk, dan amal buruk, maka ia harus sadar bahwa, keburukan itu murni berasal dari potensi fujur dalam jiwanya, dan dari nafs ammarah bis-su’-nya atau dari nafs musawwilah-nya.
Dengan begitu, muhasabah diri amatlah penting, terutama pada bulan yang penuh ampunan ini. Selain menjadi cara untuk mempertimbangkan amalan baik dan buruk, juga bisa menjadi cara untuk menyadari kesalahan kemudian memohon ampunan. Terlebih, di bulan Ramadhan Allah bukakan pintu ampunan seluas-luasnya. (muf/smn)