Setan Masuk ke Tubuh Manusia Melalui 11 Sifat, Nomor 9 Bisa Menimpa Ulama & Pemimpin

Setan Masuk ke Tubuh Manusia Melalui 11 Sifat, Nomor 9 Bisa Menimpa Ulama & Pemimpin

Ini Cara Setan Masuk ke Tubuh Manusia melalui 11 Sifat
Ilustrasi berlebihan makanan. (Foto: @randyfath/unsplash)

Suaramuslim.net – Hati ibarat benteng, sedangkan setan adalah musuh yang ingin memasuki benteng untuk menguasainya. Sementara itu, manusia tidak akan dapat menjaga benteng dari serangan musuh kecuali dengan penjagaan benteng dan celah-celahnya. Pintu-pintu masuk setan banyak jumlahnya. Di sini, dijelaskan cara setan masuk ke tubuh manusia melalui 11 sifat, nomor 9 bisa menimpa ulama dan pemimpin.

Cukuplah kami sebutkan sekelumit pintu-pintu besar yang merupakan jalan utama. Pintu-pintu itu di antaranya:

1. Marah dan Syahwat

Marah adalah bius akal. Apabila tentara akal lemah maka tentara setan maju menyerang. Apabila manusia marah maka setan mempermainkannya seperti anak kecil mempermainkan bola.

2. Dengki dan Tamak

Apabila seseorang tamak terhadap segala sesuatu maka ketamakannya itu akan membuatnya buta dan tuli. Sabda Nabi Muhammad SAW bersabda, “Cintamu pada sesuatu membuat buta dan tuli.”

3. Kenyang dengan Makanan sekalipun Halalan Thoyyibah

Rasa kenyang dapat memperkuat syahwat, sedangkan syahwat adalah senjata setan. Banyak orang bijak menyatakan pengaruh buruk dari kekenyangan: menghilangkan rasa takut kepada Allah, menghilangkan kasih sayang kepada makhluk dari dalam hatinya karena ia mengira semua kenyang, menghambat ketaatan, apabila mendengarkan ucapan hikmah ia tidak tanggap, apabila menyampaikan nasihat dan hikmah tidak menyentuh hati orang, dan menimbulkan banyak penyakit.

4. Suka Berhias dengan Perabotan, Pakaian dan Rumah

Apabila melihat hal tersebut telah mendominasi hati manusia. Setan bertelur dan menetas di dalamnya sehingga terus mengajaknya untuk membangun rumah, menghiasi atap dan dindingnya, memperluas bangunannya, menghiasi pakaian dan lemari dan membenamkannya ke dalam hal tersebut sepanjang hidupnya.

5. Haus Akan Pujian dan Pamrih

Apabila hal ini mendominasi hati maka setan akan senantiasa menumbuhkan rasa senang mencari muka dan berhias untuk orang yang dipamrihinya dengan berbagai macam riyak sehingga orang yang dipamrihi itu seolah-olah sesembahannya. Ia selalu berpikir mencari cara untuk menyenangkan mereka.

6. Terburu-buru dan Tidak Mengonfirmasi Persoalan

Rasulullah saw bersabda, “Terburu-buru adalah dari syetan dan berhati-hati adalah dari Allah.” (HR. Tirmidzi). Allah Swt. berfirman, “Manusia telah diciptakan (bertabiat) tergesa-gesa” (QS Al Anbiya’ 37).

7. Dirham, Dinar dan Segala Macam Harta Kekayaan

Seandainya seseorang itu menemukan uang seratus dinar di jalanan misalnya maka akan bangkit dari hatinya berbagai syahwat yang setiap syahwat memerlukan seratus dinar lainnya. Begitu seterusnya. Padahal sebelum adanya seratus dinar itu, ia merasa cukup.

8. Bakhil dan Takut Miskin

Karena hal inilah yang mencegah berinfaq dan bershadaqah. Sebaliknya syetan mengajak untuk menimbun dan menyimpan harta.

9. Fanatik kepada Madzhab dan Hawa Nafsu, Mendengki Lawan dan Melecehkannya

Hal ini termasuk sesuatu yang membinasakan semua hamba dan orang-orang fasik. Karena mencaci orang dan sibuk menyebutkan kekurangan orang itu merupakan sifat kebinatangan. Ini merupakan pintu masuk setan yang sangat besar yang banyak menghancurkan para ulama dan pemimpin.

10. Mengajak orang Awam untuk Berfikir tentang Dzat Allah

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya syetan mendatangi salah seorang di antara kamu seraya bertanya, ‘Siapakah yang menciptakanmu?’ Kemudian ia menjawab, ‘Allah tabaraka wa ta‘ala.’ Syetan bertanya lagi, “Siapakah yang menciptakan Allah ?’ Jika salah seorang di antara kamu menghadapi hal tersebut maka katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.’ Karena sesungguhnya jawaban tersebut dapat mengusimya.”

11. Buruk Sangka kepada Kaum Muslimin

Suatu malam Nabi SAW melintasi jalan yang gelap berdua dengan istri beliau, Shafiyyah. Lalu Nabi berpapasan dengan dua orang dan mereka berjalan seolah menjauhi Nabi karena rasa segan. Nabi memanggil keduanya seraya berkata, “Sesungguhnya dia adalah Shafiyah.” Kedua orang itu berkata, “Wahai Rasulullah, kami tidak berprasangka kepadamu kecuali kebaikan.”  Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya syetan mengalir pada peredaran darah tubuh anak Adam, dan sesungguhnya aku khawatir syetan akan masuk pada kalian berdua” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sesungguhnya mukmin mencarikan berbagai alasan yang baik, sedangkan munafik akan mencari-cari kekurangan. Orang Mu’min berlapang dada terhadap hak semua makhluk.

Itulah sebagian cara setan masuk ke tubuh manusia yaitu ke dalam hati, dan masih banyak lagi yang lainnya yang tidak terhitung banyaknya. Apakah cukup dengan dzikrullah dan bacaan laa haula walaa quwwata illaa billah untuk mengusir syetan? Ada hikmah dari Ibrahim bin Adham (ulama di abad pertama hijriyah) tentang masalah doa dan zikir yang tak terkabul. Beberapa orang bertanya, “Mengapa doa kami tidak dikabulkan, padahal Allah telah berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku perkenankan bagimu’ (QS. Al Mu’min 60)?”

Ibrahim bin Adham menjawab, “Karena hati kalian telah mati.” “Apa yang bisa mematikannya?” Ibrahim bin Adham menjawab, “Delapan hal:

“Kalian mengetahui hak Allah tetapi kalian tidak melaksanakan hak-hak-Nya (untuk ditaati dan disembah), kalian membaca Al Quran tetapi kalian tidak mengamalkan hukum-hukumnya, kalian mengatakan cinta Rasulullah tetapi kalian tidak mengamalkan sunnahnya, kalian mengatakan takut mati tetapi kalian tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya, Allah berfirman syetan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu) tetapi kalian mendukungnya dalam bermaksiat, kalian mengatakan takut api neraka tetapi kalian mencampakkan jasad kalian ke dalamnya, kalian mengatakan cinta surga tetapi kalian tidak berusaha untuk mendapatkannya, dan apabila kalian berdiri di tengah manusia maka kalian melemparkan aib-aib kalian di belakang punggung kalian dan kalian gelar aib-aib orang lain di hadapan kalian lalu dengan demikian kalian membuat Tuhan kalian murka, maka bagaimana mungkin Dia mengabulkan do’a kalian?” (diolah dari terjemahan Bab Tazkiyatun Nufus, kitab Ihya Ulumuddin, Imam Al Ghazali).

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment