Dahsyatnya Kalimat Takbir di Pertempuran Surabaya

Dahsyatnya Kalimat Takbir di Pertempuran Surabaya

Hari Pahlawan: Dahsyatnya Kalimat Takbir di Pertempuran Surabaya
Ilustrasi pahlawan perjuangan. (Foto: Tribunnewswiki)

Suaramuslim.net – “Andai tidak ada kalimat Takbir, saya tidak tahu dengan apa membakar semangat para pemuda melawan penjajah.” (Bung Tomo)

Bicara soal Hari Pahlawan, pikiran kita pasti tertuju pada tanggal 10 November, tanggal bersejarah di negeri ini. 73 tahun yang lalu, pertempuran 10 November 1945 di Surabaya menjadi poin penting peringatan Hari Pahlawan. Kala itu, semangat para pahlawan bersatu untuk melawan tentara sekutu yang ingin merebut kembali Indonesia setelah kemerdekaan.

Kemarahan pemuda Surabaya akan ultimatum Inggris membuat Bung Tomo membakar semangat mereka dengan menantang Inggris untuk berjibaku. Walaupun kalah canggih dari segi persenjataan, mereka tetap kokoh mempertahankan harga diri bangsa Indonesia. Ribuan tentara Indonesia gugur dalam pertempuran itu, darah syahid berceceran di mana-mana, rintihan luka menyayat hati siapapun yang mendengarnya, dan air mata keluarga yang tak tega melihatnya. Itulah pengorbanan besar sang pejuang kemerdekaan.

Mereka berkumpul, berpadu, dan menyatu dalam satu kalimat agung yang diserukan Bung Tomo dengan penuh semangat. Kalimat Takbir, Allahuakbar! Sungguh luar biasa, satu kalimat yang bisa menjadi mesin penggerak para pahlawan dalam melawan penjajah.

Seruan Takbir dan perjuangan hebat dari para pahlawan tersebut bisa kita kaitkan dengan firman Allah yang berbunyi, “…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri…” (QS. Ar-Ra’d 13: Ayat 11)

Merujuk pada firman Allah di atas, para pahlawan berhasil mengimplementasikan ayat tersebut. Mereka yakin dengan melibatkan Allah di segala urusan, maka Allah akan mempermudahnya. Nilai yang dapat kita ambil dari pertempuran ini adalah, jika ingin mencapai sesuatu yang besar, maka diperlukan usaha yang besar pula. Perubahan hanya akan terjadi jika ada usaha dan doa yang menyertai, barulah Allah merubah keadaan.

Kita harus bisa mengambil hikmah dan nilai dari peristiwa bersejarah tersebut. Zaman ketika penjajahan sangat jauh berbeda dengan zaman merdeka saat ini. Lalu, bagaimana kita meneruskan perjuangan pahlawan demi Indonesia yang lebih baik?

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu lebih susah karena melawan bangsamu sendiri.” (Ir. Soekarno)

Benar apa yang dikatakan pahlawan kita, Soekarno. Meskipun sudah merdeka, bangsa Indonesia masih memiliki tumpukan masalah internal yang belum bisa diselesaikan. Terhitung sejak tahun 1945, banyak sekali masalah internal yang harus dihadapi Indonesia dari berbagai bidang. Mulai dari politik, ekonomi, lingkungan, dan masih banyak lagi.

Sebagai mahasiswa, sudah sepatutnya kita membayar jasa para pahlawan dengan karya nyata. Kunci utamanya adalah bersatu, seperti Bung Tomo yang menyatukan semangat pemuda lewat seruan Takbir. Mari kita satukan tujuan bersama demi kepentingan bersama. Walaupun Indonesia ber-Bhineka Tunggal Ika, tunjukkan bahwa kesatuan berasal dari perbedaan. Ayo kita galakkan semangat perubahan di momen penuh semangat Hari Pahlawan, merdeka atau mati!

Opini yang terkandung dalam artikel ini adalah milik penulis sendiri, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial suaramuslim.net.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment