Dar Al Hajr, Istana Megah di Atas Bebatuan

Dar Al Hajr, Istana Megah di Atas Bebatuan

Dar al-hajar, a rock palace built in the 1930s, is seen near Sanaa
Dar al-hajar, a rock palace built in the 1930s, is seen near Sanaa November 7, 2011. Hundreds of Muslims around the country visit the monument during Eid al-Adha. REUTERS/Mohamed al-Sayaghi (YEMEN - Tags: SOCIETY)

Suaramuslim.net – Yaman merupakan salah satu negara jujugan para pelancong yang hendak berwisata religi. Di sana ada beragam destinasi wisata sejarah dan religi yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan, termasuk mereka yang usai melaksanakan ibadah Haji dan Umrah. Salah satunya Dar Al Hajr.

Sebagian wisatawan menyebut Dar Al Hajr sebagai istana batu dari Yaman. Lokasinya ada di Sana’a, yang menjadi ibu kota Republik Yaman sekaligus kota tertua dalam peradaban Islam. Bagian kota tua di Sana’a telah dinobatkan oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia.

Kota tua yang berada di Sana’a terpusat pada Al-Jami al-Kabir bi-Sanaa atau Masjid Agung Sana’a. Usianya sudah lebih dari 1.400 tahun. Sementara Sana’a sendiri usianya mencapai 2500 tahun. Area kota tua dikelilingi oleh dinding yang terbuat dari tanah liat setinggi 9-14 meter. Untuk memasuki kota tua, pengunjung akan melewati pintu gerbang Bab al-Yemen yang juga berusia ribuan tahun.

Kota tua di Yaman dipenuhi bangunan tinggi terbuat dari batu bata warna cokelat, dan dengan jendela qamariya yang berbentuk kipas dari kaca mozaik. Tak jauh dari Sana’a, di lembah Dhahr yang terkenal itu, (sekira 15 km dari ibukota Yaman) terdapat Dar al-Hajar alias istana batu. Bentuknya sangat unik, seolah-olah muncul dari batu. Istana ini adalah tempat peristirahatan musim panas Imam Yahya, mantan pemimpin agama di Yaman. Bangunan bertingkat lima ini memiliki ruangan layaknya rumah, seperti ruang pertemuan, ruang khusus wanita, dan dapur.

Imam Yahya Muhammad Hamiddin

Dahulu, negara Yaman tidak memiliki raja atau presiden. Kepemimpinan negara terletak di pundak seorang Imam. Yahya Muhammad Hamiddin (1869-1948) menjadi Imam dari Zaydis, setelah kematian ayahnya pada tahun 1904, kemudian menjadi Imam Yaman pada tahun 1918 sampai ia terbunuh pada 1948. Istana ini dibangun pada tahun 1930 oleh Imam Yahya sebagai istana musim panas. Saat ini istana dibuka untuk pengunjung, namun, berubah menjadi semacam museum.

Lokasinya yang menjulang di tengah gurun panas, menjadikan Dar Al-Hajr terlihat memesona. Bangunan tersebut sekaligus menjadi simbol ikon Yaman, yang fotonya dapat Anda temukan di kartu pos, majalah hingga botol minuman. Dar Al-Hajr begitu menarik karena memperlihatkan arsitektur khas Yaman. Dar Al-Hajar memiliki karakteristik lukisan jendela. Dia berdiri sendirian di sebuah oase hijau dan tenang, yang merupakan sebuah lembah (wadi).

Para pengunjung dapat membeli tiket untuk masuk ke istana. Bangunan lima lantai dengan banyak kamar dan tangga besar dan kecil yang tampaknya membawa pengunjung berputar-putar. Ada dapur, ruang penyimpanan, ruang bagi perempuan, ruang pertemuan untuk pejabat tinggi dan teman-teman dari Imam Yahya.

Ada sistem untuk mendinginkan air dalam Earthware jars. Kita juga dapat melihat jendela takhrim dari dekat, ada sumur yang sangat dalam, dan ada berbagai tempat dimana kita dapat pergi ke luar.

Kelima lantai menawarkan pemandangan menarik. Begitu halnya pengalaman berjalan-jalan di dasar bangunan akan menjadikan pengunjung takjub dengan keindahan arsitekturnya.

Kontributor: Siti Aisah
Editor: Oki Aryono

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment