JAKARTA (Suaramuslim.net) – Direktur Dompet Dhuafa Filantropi M. Sabeth Abilawa menyayangkan susahnya lembaga-lembaga kemanusiaan untuk mengakses data kemiskinan di Indonesia.
Menurut Sabeth, hal ini menjadi salah satu kendala susahnya penanganan kemiskinan yang terjadi di Indonesia.
“Masalahnya data kemiskinan di nasional sampai hari ini tidak bisa diakses untuk sekadar dimiliki oleh lembaga-lembaga seperti LAZ,” terangnya dalam diskusi publik yang bertajuk “Potret Kaum Marginal Jakarta, Dulu, Kini dan Nanti” pada Rabu (7/8) siang di Cikini, Jakarta Selatan.
Kondisi sulitnya akses terhadap data kemiskinan ini, lanjut Sabeth menyebabkan tidak terintegrasinya program-program penanganan kemiskinan oleh lembaga-lembaga terkait.
Sehingga menurutnya, tidak jarang para penerima manfaat ZIS (Zakat, Infak dan Sedekah) tidak tepat sasaran.
“Akhirnya seperti dibilang mas Bhima (INDEF) tadi, dia hari Senin dapat (bantuan) dari lembaga YBM PLN, Selasa dari Dompet Dhuafa dan Rabu dari yang lain, akhirnya kerjanya muter saja,” tambahnya.
Namun menurut Sabeth, kondisi tersebut tidak terjadi di DKI Jakarta. Lebih lanjut ia menyebut, data kemiskinan di DKI bisa diakses sehingga memudahkan lembaga-lembaga filantropi untuk memetakan program pengentasan kemiskinan yang tepat.
“Ini memudahkan kita, satu penerima manfaat bisa diperoleh bareng-bareng, ada yang beasiswa, pendidikan ada yang bantuan bentuk lain-lain,” ungkapnya.
Sabeth hadir dalam acara launching Peta Kinerja Pemberdayaan Masyarakat di DKI Jakarta yang diselenggarakan oleh YBM PLN.
Selain Sabeth hadir juga sejumlah tokoh seperti peneliti INDEF Bhima Yudistira, Direktur Turun Tangan M. Chozin Amirullah, Pimred Tempo Salman Al Farisi dan beberapa nama lainnya.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir