JAKARTA (Suaramuslim.net) – Ketua Komisi IX DPR RI DedeYusuf mengatakan terkait peningkatan perlindungan masyarakat serta daya saing obat dan makanan, yang paling utama harus dilakukan adalah melakukan pengawasan yang lebih kuat lagi.
Namun, lanjutnya, meskipun pengawasan diperkuat, soal izin tetap jangan dipersulit.
Untuk itu, kata Dede Yusuf, kedepankan pengawasan yang lebih intensif agar tidak merugikan dan mengorbankan masyarakat.
“Saat ini, harus juga ada penguatan lembaga pengawas karena semakin terbukanya globalisasi, khususnya perdagangan secara online, tingkat pengawasannya sudah pasti semakin luas,” jelas Dede dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 dengan tema “Peningkatan Perlindungan Masyarakat serta Daya Saing Obat dan Makanan” di Ruang Serba Guna Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Jakarta, Senin (16/9).
Menurut Ketua Komisi IX DPR RI ini, ada kejadian di sebuah desa terpencil. Di mana yang ditanyakan kepada ibu-ibu apakah ada yang pernah membeli krim pemutih yang berbahaya.
“Banyak yang ngacung dan mayoritas mereka membeli krim pemutih itu di depan sekolahan anaknya. Setelah dicari lagi, SPG yang menjual sudah tidak ada,” ujar Dede.
Ia menegaskan, penyebaran informasi yang positif juga harus ditingkatkan dengan menggunakan beragam saluran informasi agar masyarakat teredukasi dengan baik, mudah memahami, mana yang baik dan mana yang tidak baik.
“Yang berikutnya harus disikapi adalah produk-produk palsu yang ilegal dijual dengan harga murah. Ironisnya, sempat ditemukan sejumlah apotek yang menjual barang-barang palsu dan ilegal tersebut,” ungkap Dede.
Artinya, kata Dede Yusuf, RUU Obat dan Makanan penting untuk ditindaklanjuti. Semua lembaga terkait harus duduk bersama untuk menyikapi persoalan ini. Karena jika tidak disikapi secara maksimal, akan semakin banyak masyarakat yang dirugikan.
“Pemerintah harus memiliki sikap, bagaimana industri obat dan makanan tidak kolaps tapi juga UKM-nya tetap berjalan dengan baik. Ini yang harus kita pikirkan bersama-sama,” pungkas Dede.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir