Suaramuslim.net – Haji merupakan momen berkumpulnya umat Islam di seluruh penjuru dunia untuk melaksanakan rangkaian rukun ibadah sebagaimana diperintahkan oleh Rasulullah. Saking banyaknya manusia yang berkumpul, dari kejauhan nampak seperti gerombolan semut berpakaian serba putih.
Di sana akan ada kejadian tak terduga. Salah satunya yang selalu terjadi adalah hilangnya salah satu anggota jamaah haji dari kelompoknya. Penyebabnya pun bermacam-macam. Mulai dari karena tertinggal dari rombongan, lewat jalur yang keliru, tidak menggunakan tanda pengenal, dan sebagainya. Untuk mengantisipasinya pemerintah sejak lama sudah memberlakukan tanda pengenal, berupa gelang jamaah haji.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, gelang jamaah haji Indonesia mulai tahun ini, 1439 H/2018 M, dilengkapi dengan QR Code. Di dalamnya berisa data lengkap mengenai biodata diri si pemakai. Dilansir dari situs resmi Kementerian Agama Indonesia, (23/7), tujuan pemasangan QR Code dan barcode scanner pada gelang haji adalah untuk mempermudah petugas dalam mengidentifikasi jamaah haji.
Jika tahun sebelumnya, proses identifikasi jamaah yang tersesat dilakukan dengan mengimput nomor porsi, makan tahun ini cukup memindai (scan) Kode QR yang terdapat dalam gelang. “Ketika menginput nomor porsi jamaah, muncul data hotelnya di mana, kamar berapa, kloter berapa, dan seterusnya,” ujar Kasubdit Dokumen dan Perlengkapan Haji Reguler pada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Nasrullah Jasam. Dengan begitu menurutnya, tingkat kesalahan data lebih kecil dibandingkan dengan proses manual pada tahun-tahun sebelumnya.
Pembuatan gelang jamaah haji berasal dari baja putih atau monel. Tebalnya mencapai 1,2 milimeter dengan dimensi panjang 214,47 hingga 216,47 milimeter, lebar 10-12 milimeter, dan berat 26 gram. Selain itu gelang haji tahun ini juga dirancang tahan terhadap api.
Di bagian dalam dari gelang, tercetak grafir Kementerian Agama beserta logo dan keterangan tahun. Bagian luarnya memuat informasi identitas jemaah, seperti embarkasi haji dan tahun keberangkatan, nomor kloter, nomor paspor, tulisan huruf Arab berbunyi Al-Hajj Al-Indonesii, bendera merah putih, QR Code, dan nama jemaah haji. Gelang haji juga dilengkapi pengait dengan tiga lubang ukuran dan karet pengunci agar pengait gelang tidak mudah lepas.
Selain Kode QR, inovasi lain yang dibuat oleh Kemenag kali ini adalah perbedaan warna di tiap embarkasi. Berikut daftar warna tiap embarkasinya:
- Embarkasi Aceh (BTJ): Hijau Daun
- Embarkasi Medan (MES): Hijau Tua
- Embarkasi Padang (PDG): Merah Marun
- Embarkasi Batam (BTH): Merah Cabe (Khusus jemaah asal Jambi, warna gelangnya Hijau Toska)
- Embarkasi Palembang (PLM): Oranye
- Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG): Biru
- Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS): Biru
- Embarkasi Surakarta (SOC): Kuning
- Embarkasi Surabaya (SUB): Cokelat
- Embarkasi Mataram (LOP): Biru Telur Asin
- Embarkasi Banjarmasin (BDJ): Biru Muda
- Embarkasi Balikpapan (BPN): Merah Muda
- Embarkasi Ujung Pandang (UPG): Ungu
- Embarkasi Palangkaraya (BPN): Merah Pink
Proses pengerjaan gelang haji diserahkan kepada pelaku sektor industri kecil menengah di Desa Bakalan, Kalinyamatan, Jepara. Sementara pemotongan lembaran bajanya dilakukan di salah satu pabrik pengolahan logam di Kudus.
“Pengerjaan gelang haji memang tidak dikerjakan oleh perusahaan besar dengan tujuan membantu menghidupkan sektor industri kecil menengah,” ujar Nasrullah melalui keterangan tertulis di laman resmi Kemenag.
Kontributor: Siti Aisah
Editor: Oki Aryono