JAKARTA (Suaramuslim.net) – Medical Emergency Rescue Comittee (MER-C) kembali mengirimkan relawannya ke Jalur Gaza, Palestina. Rencana pembangunan tahap dua Rumah Sakit Indonesia, yaitu pembangunan dua lantai tambahan semakin menuju nyata.
Seperti pada pembangunan tahap pertama, pada pembangunan RS Indonesia tahap kedua juga akan dilakukan oleh putra-putra bangsa Indonesia. Mereka adalah para relawan yang sebagian besar merupakan alumni relawan pembangunan tahap pertama yang komitmen dan keahliannya sudah terbukti dan teruji dengan berdirinya RS Indonesia yang ada saat ini.
Total sebanyak 32 relawan akan berangkat menuju Kairo, Mesir, negara yang berbatasan langsung dengan Jalur Gaza. Turut dalam tim ini adalah Presidium MER-C (Ir. Faried Thalib dan Dr. Arief Rachman, SpRad), Ketua Divisi Kontruksi MER-C (Dr. Ir. Idrus Muhamad Alatas, MSc), arsitek perancang bangunan RS Indonesia (Ir. Rizal Syarifuddin) serta Ir. Edy Wahyudi Darta, relawan yang pernah memimpin pembangunan tahap pertama RS Indonesia, kali ini dipercaya kembali untuk menjadi Site Manager pembangunan tahap dua RS Indonesia.
Keberangkatan relawan dibagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama, bertolak ke Kairo Mesir pada hari Jumat malam (22/02), pukul 20.00 WIB.
Sementara gelombang dua sebanyak 26 relawan akan menyusul terbang ke Kairo pada hari Sabtu (23/02) pukul 11.00 WIB. Keberangkatan ini dimungkinkan setelah didapatnya izin masuk Mesir dan Gaza yang diterima oleh MER-C dari otoritas setempat.
Ketua Tim Pembangunan Tahap 2 RS Indonesia yang juga merupakan salah satu Presidium MER-C, Ir. Faried Thalib, menyampaikan bahwa setibanya di Kairo, tim akan langsung bergerak menuju perbatasan Rafah untuk mencoba masuk ke Gaza.
“Kami berharap dengan izin yang ada, tim bisa segera masuk ke Jalur Gaza. Koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Kairo terus kami lakukan,” ujar Faried sesaat setelah dilepas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota, Jakarta.
“Mohon doa dari seluruh rakyat Indonesia agar perjalanan ini diberi kelancaran, kemudahan dan keselamatan,” tambah relawan yang juga mengomandoi pembangunan tahap pertama RS Indonesia di Gaza ini.
RS Indonesia merupakan karya anak bangsa yang sepenuhnya dibangun dari donasi rakyat Indonesia. Terletak di Bayt Lahiya, sekitar 2,5 km dari perbatasan Israel. RS Indonesia menjadi pusat rujukan utama bagi masyarakat di wilayah Jalur Gaza bagian utara.
Berdiri di atas tanah wakaf seluas 1,6 hektar, bangunan RS Indonesia terdiri dari 2 lantai dan 1 lantai basement dengan kapasitas 100 tempat tidur, 4 kamar operasi, 10 bed ICU, Ruang Radiologi, Laboratorium, Bank Darah, IGD yang dilengkapi peralatan medis terbaik. Saat ini, sudah kewalahan menampung pasien yang datang berobat. Kapasitas 100 tempat tidur sudah tidak mencukupi untuk memberikan perawatan kepada pasien yang membutuhkan.
Untuk itu, pengembangan RS Indonesia akan dilakukan berupa pembangunan dua lantai tambahan guna menambah kapasitas ruang perawatan dan membuka departemen serta layanan medis baru juga pengadaan peralatan kesehatan. Waktu yang dibutuhkan diperkirakan 1 hingga 1,5 tahun. Selama proses pembangunan, pelayanan di RS Indonesia akan berjalan seperti biasa.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir