Surabaya (Suaramuslim.net)– Menyikapi polemik rencana Pemerintah untuk mengimpor beras premium sebanyak 500 ribu ton, anggota DPRD Jatim, Agus Maimun ikut berbicara dalam program talkshow Ranah Publik (17/01) di Suara Muslim Radio Network.
Agus mengatakan Menteri Pertanian sudah menyatakan berkali-kali bahwa produksi pertanian meningkat, kita memasuki swasembada beras. Di satu sisi ada kebijakan yang bertolak belakang dengan Menteri Pertanian, yaitu mau mengimpor beras, apalagi kalau kita dengar stok beras nasional dan Jatim aman sampai Februari. Sementara Februari memasuki masa panen. Ini harus dijawab oleh pemerintah. Kalau sekarang jawabannya karena yang diimpor beras premium, beras premium seperti apa yang tidak bisa dihasilkan petani kita.
“Beras premium seperti apa yg tidak bisa disuplai beras lokal petani. Premium dan nonpremium hanya beda cara pengolahan dan kemasan. Karena selama ini beras premium yang beredar juga dari petani. Jadi kita gak bisa dibodohi dengan analisa seperti itu,” tegas Agus yang juga Ketua Fraksi PAN DPRD Jatim ini.
Agus meminta pemerintah harus mencari penyebab dan akar sesuatu yang berulang-ulang seperti ini. Bahwa kenaikan harga beras tidak sepenuhnya berhubungan dengan suplai pertanian. Bayangkan produksi pertanian meningkat saja tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan petani. Apalagi kalau ditambah dengan masuknya impor beras. “Ini yang saya tidak habis pikir, ketika suplai ada dan beras meningkat, dimana letak kesalahannya? Produksi tidak ada persoalan,” tuturnya.
“Apakah pada distribusi? Ini perlu kita dalami. Apakah ada permainan di sisi distribusi? Ini bukan masalah impor, tapi keseriusan pemerintah dalam menuju kedaulatan pangan,” ujarnya dengan nada geram.
Menurut pria yang juga menjabat Ketua Karang Taruna Jatim ini, dalam kedaulatan pangan itu ada political will untuk mensejahterakan petani. Nah kalau sekarang langkah solusinya dengan impor berulang-ulang, apalagi dengan tanpa ada pijakan dan kajian yang matang. Masyarakat perlu mendapatkan penjelasan dari pemerintah, apa latar belakang dan dasar melakukan impor hari ini. Berikutnya pertanyaan jangka menengah dan jangka panjang, yaitu roadmap untuk menuju kedaulatan pangan di negara kita ini seperti apa.
Di akhir wawancara ia menegaskan bahwa kebijakan impor ini dari pemerintah pusat, sementara pemprov Jatim dan DPRD Jatim sudah mengeluarkan pernyatan bahwa stok beras Jatim mencukupi. Maka Jatim belum dan tidak membutuhkan impor. Agus mempertanyakan kesahihan ada permasalahan dengan stok beras. “Apakah iya kita defisit beras? Jangan-jangan masalah yang diadakan, seolah ada masalah. Karena dengan impor beras itu, ada sesuatu yang bisa didapatkan oleh pemain impor,” sambungnya. “Dalam konteks kehadiran negara dalam persoalan masyarakat, saya nyatakan hari ini belum dibutuhkan impor beras, tidak ada sesuatu yang urgent utk mengimpor beras”, pungkasnya.
Reporter: Muhammad Nashir
Editor: Oki Aryono