Broken Home, Bisa Sebabkan Kebencian pada Orangtua

Broken Home, Bisa Sebabkan Kebencian pada Orangtua

Broken Home, Bisa Sebabkan Kebencian pada Orangtua

Suaramuslim.netBroken home, Tak hanya memberi dampak pada pasangan yang berpisah, namun juga berdampak luar biasa pada buah hati yang telah hadir dalam keluarga tersebut. Mengapa demikian?

Setiap manusia yang terlahir ke dunia pasti mempunyai  impian memiliki keluarga yang harmonis dan bahagia.  Keluarga adalah hal yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan setiap individu, bahkan masa depan seorang anak bergantung dari baik tidaknya hubungan sebuah keluarga. Namun adakalanya keluarga mengalami perpecahan yang berakibat perceraian, inilah yang dinamakan “broken home”.

Broken home atau keluarga tak utuh adalah kondisi dimana keluarga mengalami perpecahan atau adanya kesenjangan dalam rumah tangga, entah itu berawal dari cekcok kedua orangtua, perselingkuhan, bahkan perkelahian yang berakibat putusnya tali yang dirangkai keluarga atau perceraian.

Dilansir dari laman idntimes.com, dampak broken home yang biasanya berimbas kepada individu yang berpisah adalah merasakan kehilangan, kehilangan harapan bahkan ada merasa terpuruk. Namun, tak hanya sampai di situ, perpisahan antara dua orangtua juga memberi dampak yang luar biasa terhadap anak.

Dalam kondisi ini, terutama bagi si anak seakan melihat dunia runtuh tepat di hadapannya, karena hilangnya cinta dan kasih sayang kedua orangtuanya, karena terabawa emosi perselisihan orangtuanya. Kasih sayang orangtuanyapun kini tak lagi utuh seperti dulu. Hal itu seringkali mengakibatkan trauma psikologi yang cukup fatal dan membekas dalam dirinya. Betapa tidak, Ia merasa bahwa apa yang selama ini dimiliki setiap individu begitu saja hilang dalam sekejap dan sulit untuk disembuhkan.

Kurangnya Kasih Sayang

Dosenpsikologi.com menuliskan, saat kondisi suami istri tidak lagi dalam hubungan yang harmonis, maka tentu saja akan memunculkan rasa egois dalam diri masing-masing yang lebih diutamakan. Jika tidak segera diatasi maka tentu saja anak menjadi korban yang paling utama. Anak akan mengalami kurang kasih sayang karena perhatian orang tua yang berkurang satu sama lainnya.

Dari Gangguan Psikis Hingga Menutup Diri

Akibat kondisinya yang selalu berada di dalam tekanan, maka akan membuat pengaruh yang cukup besar dalam kondisi anak. Sehingga tak heran jika anak-anak yang mengalami broken home akan kerap mengalami gangguan-gangguan psikologis, mulai dari rasa ketakutan, kecemasan, selalu merasa serba salah, selalu dirundung sedih, menyendiri, dan lainnya. Jika dibiarkan terus menerus maka gangguan ini akan berdampak pada lingkungan sosial anak.

Tak hanya itu, kondisi mental yang masih sangat labil, dapat membuat anak-anak dapat membenci kedua orangtuanya. Mereka belum bisa memahami hal yang terjadi di dalam keluarga, bahkan belum dapat menerima kondisi yang sebenarnya terjadi. Yang mereka tahu, orangtuanya tak lagi sayang dengannya. Sehingga mereka akan menganggap jika semua hal yang terjadi merupakan kesalahan dari salah satu ataupun kedua orangtuanya.

Tidak Mudah Bergaul

Banyak kasus dalam broken home membuat anak menjadi cenderung menutup diri dengan lingkungannya sehingga membuat anak akan menarik diri dari lingkungan pergaulan dikarenakan rasa rendah diri yang dimilikinya. Karena kurangnya perhatian orangtua, maka menyebabkan anak tidak terbiasa untuk berbagi cerita ataupun mengekspos dirinya dengan orang lain. Akibatnya anak akan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment