BANYUWANGI (Suaramuslim.net) – Gempa bermagnitudo 6.0, yang kemudian dimutakhirkan kembali oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi magnitudo 5.8, terjadi di 82 km barat daya Nusa Dua Bali pada Selasa (16/7). BMKG juga mencatat adanya sembilan kali gempa susulan.
Gempa tidak hanya terasa di kawasan Bali, tetapi juga terasa hingga Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kecamatan Pesanggaran di Kabupaten Banyuwangi adalah salah satu wilayah yang terdampak cukup parah.
Abdul Hasan dari Tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI)-ACT Jember melaporkan, puluhan bangunan mengalami kerusakan di Dusun Rajegwesi, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.
“Satu masjid rusak berat dan beberapa rumah warga ada yang roboh,” lapor Abdul, Selasa (16/7).
Data yang berhasil dihimpun Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan MRI Jember hingga Selasa (16/7) pukul 09.00 WIB menjelaskan, satu masjid rusak berat, satu sekolah dasar rusak sedang, dan 69 rumah warga rusak ringan di Dusun Rejegwesi. Sementara itu, jumlah warga yang terdampak mencapai 700 jiwa. Meski terdampak gempa, warga tidak mengungsi.
“Di Dusun lain, satu orang mengalami luka ringan akibat tertimpa bangunan rumah. Namanya Mbah Painem, warga Dusun Sumberejo, Desa Wonosobo, Kecamatan Srono,” tambah Abdul.
Sementara itu, Koordinator Daerah MRI Jember Wahyu S. Permana menjelaskan, tim ACT dan MRI belum meninggalkan lokasi sampai proses identifikasi dampak gempa selesai dilakukan.
“Kami juga berencana menambah personel relawan guna melakukan identifikasi yang lebih luas lagi,” kata Wahyu.
Kepala Cabang ACT Jember M.R. Warang Agung menjelaskan, tim memungkinkan membuka Posko Kemanusiaan setelah tim menerima data valid wilayah terdampak bencana.
“Untuk posko, kami akan lihat dulu hasil laporan relawan. Namun untuk sementara waktu, posko bantuan bencana kami pusatkan di Kantor ACT Jember,” jelas Agung.
Sumber: ACT
Editor: Muhammad Nashir