SURABAYA (Suaramuslim.net) – Penanganan pasca gempa Lombok menjadi sorotan Forum Peduli Bangsa (FPB) untuk merekonstruksi kerusakan bangunan, ekonomi, sosial dan agama. Bertempat di DK 26 Resto Surabaya, Senin (17/9), FPB mengadakan konferensi pers usulan rekonstruksi pasca gempa Lombok setelah kunjungan mereka selama dua hari ke pulau Lombok.
Dari Forum Peduli Bangsa yang hadir terdiri dari KH. Mahfud Syaubari – Pengasuh PP Riyadlul Jannah Pacet, Dr. KH. Abd Qodir Baraja – Ketua Pembina YDSF, Dr. H. Marzuki Alie – Ketua Umum Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia, Prof Daneil M Rosyid – Guru Besar ITS, Gus Khosiin Mukhtar – Komandan Santri Tanggap Bencana PP Turi Lamongan, Habib Ali Zainal Abidin – Direktur Darullughoh Waddakwah Pasuruan, Gus Yusuf Misbah – Sekjen FPB dan Muhsin Arbas – Humas FPB.
Menurut Marzuki Alie, relawan FPB sudah datang ke Lombok dan menemukan hal tragis dan belum pernah ada pemberitaan sebelumnya, maka dia berharap pemerintah segera menanggapi permasalahan pasca gempa Lombok ini.
“Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, harus memberikan kesempatan magang bagi SMK Pertukangan, dengan bekoordinasi dengan BUMN untuk keberangkatan mereka ke lokasi bencana, mengingat untuk pembangunan diperlukan tenaga tukang dengan jumlah besar dan tukang-tukang di lokasi bencana sangat terbatas karena mengalami nasib yang sama” ujarnya saat konferensi yang dihadiri Suaramuslimdotnet.
Selanjutnya, Daniel M Rosyid, guru besar ITS mengungkapkan bahwa rekonstruksi pendidikan harus dilaksanakan karena ini berkaitan dengan generasi mendatang.
“FPB Mengajak Rektor-Rektor PTN/PTS untuk memberikan pendidikan kepada mahasiswanya agar peduli dengan musibah yang menimpa saudara sebangsa, dengan mengaktifkan organisasi kemahasiswaan dan mengajak mereka untuk berkontribusi. Andaikata ada 5 Juta mahasiswa, setiap orang berdonasi 10 ribu maka terkumpul 50 miliar” ajaknya.
Hasil kunjungan FPB ke Lombok selama dua hari mengusulkan tujuh poin kepada pemerintah untuk memperbaiki kondisi Lombok yang lebih baik.
Reporter:Teguh Imami
Editor: Ali Hasibuan