Founder Ayo Jaga TPS: Ada yang Ingin Program Ini Gagal!

Founder Ayo Jaga TPS: Ada yang Ingin Program Ini Gagal!

Aplikasi Ayo Jaga TPS; Upaya Mengawal TPS dari Kecurangan
Ikon aplikasi AyoJagaTPS (Foto: ayojagatps.com)

JAKARTA (Suaramuslim.net) – Pemilu serentak untuk memilih calon presiden dan wakil presiden, anggota legislatif serta dewan perwakilan daerah sudah terlaksana. Namun proses perhitungan, laporan indikasi kecurangan pelaksanaan, masih ramai dibicarakan publik dan ini menjadi PR besar bagi pelaksana pemilu, KPU dan Bawaslu.

Salah satu upaya publik untuk membantu tugas pelaksana pemilu adalah aplikasi Ayo Jaga TPS. Aplikasi dan gerakan #AyoJagaTPS menginisiasi dan menyebarkan semangat pemilu yang jujur, damai, dan bebas dari kecurangan. Melalui aplikasi ini, publik bisa turut serta mengawasi jalannya pemilu.

Founder Ayo Jaga TPS, M James Falahudin mengatakan data terakhir yang masuk ke aplikasi mereka ada sekitar 6.4 juta suara dari 31 ribu TPS. Hasilnya masih didominasi paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

“Sampai saat ini, perolehan paslon 02 sebanyak 62% dan sisanya paslon 01,” ujar James dalam talkshow Polemik MNC Trijaya FM di Jakarta Pusat, Sabtu (20/4/19).

Saat ditanyakan tentang validitas data yang dimiliki Ayo Jaga TPS, James menyebut C1 yang disubmit di aplikasinya benar-benar dari orang yang hadir di TPS.

“Kami yakin data kami valid, karena pertanyaan mendasar dari perhitungan adalah memastikan data C1 disubmit orang yang hadir di TPS. Untuk memastikan ini kami “terpaksa” meminta data dari orang yang mendaftar; nomor HP, NIK, dan foto e-ktp. User juga tidak bisa pindah TPS. Jadi gak bisa nih orang di TPS 041 terus nginput hasil di TPS sebelah. Kami memastikan ini agar datanya benar-benar dari orang yang hadir,” jelas James.

Pihaknya sempat ingin memverifikasi user menggunakan medsos, imbuh James, tapi susah mengindentifikasi medsos karena datanya tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Sampai Sabtu ini, aplikasi Ayo Jaga TPS sudah didownload 470 ribu user dan sebarannya merata hampir di seluruh provinsi, lebih dari 500 kabupaten-kota.

“Coverage TPS juga sudah merata, meskipun di daerah Kalimantan dan Sulawesi serta Papua ada beberapa yang kosong,” tuturnya.

Dua hari terakhir, lanjut James, karena banyak yang memberi data sampah, pihaknya melakukan cleansing.

“50 orang di posko kami memverifikasi data via telepon. Memastikan data kami benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Jadi kalau ada yang tiba-tiba ditelepon Ayo Jaga TPS, jangan marah-marah ya,” ucapnya.

Contoh pembersihan data yang dilakukan Ayo Jaga TPS, ucap James, kalau di satu TPS ada dua yang submit dan hasilnya berbeda, TPS ini didrop dan dibuang dari sistem.

James pun mengaku banyak yang ingin program ini gagal.

“Senin saat sudah mencapai 200 ribu user, Senin sorenya kami mengalami serangan siber. Senin sore aplikasi sempat tumbang, baru hidup lagi Selasa siang. Sampai saya bicara saat ini, serangan masih berlangsung,” ceritanya.

James menyebut meskipun pihaknya sudah banyak menerima C1, baru 31 ribu TPS yang dipublikasikan. Selain problem pembersihan data sampah hal ini juga terkait sumber data.

“Terkait sumber data, sampai saat ini belum dapat data DPT final (akhir) dari KPU. Misal ada yang terdaftar di DPT-nya tapi waktu daftar di Ayo Jaga TPS, mereka tidak terdaftar di data base DPT kami. Bahkan waktu mencari ke partai juga mereka tidak punya,” pungkas James.

Reporter: Dani Rohmati
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment