PAMEKASAN (Suaramuslim.net) – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bersama PT Pelindo Terminal Petikemas bergandengan tangan dalam sebuah kolaborasi pembangunan sistem pengolahan air bersih di Pondok Pesantren Hidayatun Najah Pamekasan.
Peresmian kolaborasi berlangsung di Pondok Pesantren Hidayatun Najah Pamekasan pada Kamis (15/07/2023). Bentuk kerja sama ini bertujuan memberikan akses yang lebih baik terhadap pasokan air bersih bagi para santri di pondok pesantren tersebut.
Wakil Rektor II Unusa, Ir. Muhammad Faqih, M.SA., P.hD., mengatakan bahwa kerja sama ini memiliki tujuan utama menyejahterakan kehidupan masyarakat dalam peningkatan kualitas air bersih.
“Melalui kerja sama ini diharapkan mampu melayani kebutuhan air bersih para santri dan pengurus pondok pesantren. Diharapkan juga kerja sama antar berbagai pihak ini dapat bersifat sustainable atau berkelanjutan,” tuturnya.
Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra menyampaikan, timnya tergerak dalam kolaborasi ini berawal saat mengetahui realita pada santri Pondok Pesantren Hidayatun Najah yang terikat waktu secara bergantian untuk mandi dan mereka pun harus mandi di sungai yang berada di belakang pondok.
“Kami sangat antusias dan mendukung penuh kolaborasi ini saat mengetahui realita yang ada. Kerja sama ini memang terbilang kolaborasi bentuk mikro, namun memiliki dampak luar biasa dan turunannya pun dapat bermanfaat seperti dapat dikembangkan untuk budidaya ikan atau beternak, namun yang paling penting adalah para santri dapat terlindungi dan beraktivitas dengan adanya sistem pengolahan air bersih saat ini,” tuturnya.
Widyaswendra menambahkan instalasi pengolahan air bersih yang dibangun ini dibentuk menggunakan bahan-bahan yang terjangkau di sekitar masyarakat, seperti zeolit, karbon aktif, pasir, dan silika, sehingga nantinya penduduk pesantren dapat melakukan pembaharuan secara mandiri pada alat penyaringan.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unusa, Achmad Syafiuddin, S.Si., M.Phil., Ph.D menceritakan, dirinya bersama tim LPPM tergerak dan melakukan inisiasi ketika mengetahui realita yang ada, selain terikat waktu mandi yang bergantian, tak sedikit para santri juga terkena penyakit gatal-gatal hingga diare karena penggunaan air sungai secara langsung tanpa ada penyaringan.
“Di sini kami melakukan kolaborasi dan penanganan dalam aspek air bersih, karena nantinya juga dapat memiliki manfaat luas. Mengapa kami mengambil pesantren sebagai yang diutamakan, karena pesantren sendiri merupakan tulang punggung pendidikan awal di negara kita,” ucapnya.
Selain itu, Syaifuddin mengungkapkan nantinya akan dibentuk juga kolaborasi dalam bentuk Pesantren Bersemi (Bersih, Sehat, dan Mandiri). Para santri nantinya akan diberi pelatihan edukasi mengenai penggunaan keberlanjutan air bersih dan perawatan kamar mandi yang telah dibangun.
“Kami melihat para santri juga memiliki keahlian entrepreneur, membuat jajanan sendiri dan menjualnya, dari situ kita juga mendukung program yang bersifat kontinuitas untuk para santri. Langkah ini merupakan program lanjutan dan perluasan dari adanya program sistem air bersih ini,” ucapnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatun Najah, K.H. Imron Rosyid, menyambut baik kolaborasi ini.
Beliau menyampaikan, terima kasih atas inisiatif Unusa dan Pelindo dalam membangun sistem pengolahan air bersih di pondok pesantrennya.
“Ini akan memberikan manfaat yang besar bagi para santri dan juga masyarakat sekitar dalam pasokan air bersih yang memadai. Kami berharap kerja sama ini dapat berlanjut dalam upaya meningkatkan kualitas hidup kita semua,” ucapnya.