MOJOKERTO (Suaramuslim.net) – Global Wakaf ACT menjalin kerja sama dengan Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia (YP3I) dan Gerakan Masyarakat Pesantren untuk Ketahanan Pangan Indonesia (Gema Petani) di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Kelurahan Ledok, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur pada Sabtu (17/10).
Kolaborasi ini bertujuan menopang produksi para petani di lahan seluas 500 hektare, sehingga bisa bermanfaat untuk kesejahteraan petani dan ketahanan pangan masyarakat.
“Jadi insyallah, Global Wakaf-ACT bersama dengan YP3I dan Gema Petani akan membuat proyek pertama 500 hektare sawah padi. Program kerja sama ini didanai seluruhnya oleh dana wakaf. Lalu kemudian, kita punya program wakaf pangan, dari sawah ini nanti padi masuk ke Lumbung Beras Wakaf. Gabah akan digiling, yang hasilnya akan didistribusikan kepada masyarakat, termasuk petani jika masih tidak sejahtera,” ungkap Ketua Dewan Pembina Aksi Cepat Tanggap Ahyudin ketika meninjau lokasi penanaman pertama di Desa Morodadi, Kecamatan Singosari, Kota Malang, pada Ahad (18/10).
Dalam program ini, petani akan didukung produksinya melalui program Masyarakat Produsen Pangan Indonesia (MPPI) dan Wakaf Modal Usaha Mikro untuk petani. Bantuan berupa permodalan dan pendampingan dari tanam hingga panen. Rencananya ada 1.500 petani yang akan mendapatkan manfaat dari implementasi awal program ini.
Muhammad Yusuf Misbah atau yang akrab disapa Gus Yusuf selaku Sekretaris Jenderal YP3I dan Gema Petani menyambut positif adanya kolaborasi ini.
“Alhamdulillah kita sebagai tuan rumah, yakni Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, sangat bersyukur menjadi bagian kerja sama ini. Kita berharap kerja sama ini nanti bisa betul-betul dirasakan oleh umat. Khususnya di tengah-tengah krisis dikarenakan pandemi global saat ini. Mudah-mudahan kehadiran Global Wakaf-ACT dengan YP3I bisa membantu menangani dan memberi solusi kepada umat khususnya di bidang ketahanan pangan,” ungkapnya.
Gus Yusuf berharap kekuatan ekonomi berbasis wakaf ini bisa tertanam luas ke masyarakat. Ia mengambil contoh ketika Mesir digerakkan oleh kekuatan wakaf dari lembaga pendidikan Al-Azhar. Gerakan wakaf itu pun mampu mendanai negara Mesir. Kekuatan wakaf produktif inilah yang menurutnya perlu disadari oleh masyarakat Indonesia.
“Yang perlu kita kampanyekan saat ini, bahwa wakaf itu tidak hanya sekadar di 3m: madrasah, masjid, dan musala. Tetapi ada kekuatan ekonomi yang bisa digerakkan oleh wakaf produktif yang saat ini dimotori dan telah dilakukan oleh Global Wakaf-ACT. Alhamdulillah, ada pertanian yang didanai dari dana wakaf, ada rumah sakit, ada penggilingan gabah dan lain sebagainya. Ini suatu terobosan bisa mengatasi problem yang ada,” jelas Gus Yusuf.
Produk langsung wakaf juga didistribusikan di tengah acara penandatanganan kerja sama. 1.000 beras wakaf, 1.000 makanan siap saji dari Humanity Food Truck, dan 200 karton air minum wakaf, dibagikan kepada masyarakat sekitar serta para tamu undangan yang hadir.
Kemudian penyerahan secara simbolis beras wakaf gratis kepada beberapa pimpinan pesantren di Jawa Timur yang hadir, untuk didistribusikan kepada masyarakat di sekitar pondok pesantrennya.
Karena besarnya kekuatan wakaf ini, Ahyudin mengajak masyarakat untuk semakin menggerakkan wakaf secara luas.
“Mari gerakkan wakaf. Bebaskan kemiskinan umat. Mari kita perjuangkan kedaulatan pangan umat. Insya Allah, umat berdaulat dengan pangan, maka umat mandiri, punya harga diri, tidak bisa didikte dan bebas dari kemiskinan,” ajak Ahyudin. (mdn).