Guru Peletak Batu Pertama Kebaikan

Guru Peletak Batu Pertama Kebaikan

Guru Peletak Batu Pertama Kebaikan
(Foto: Tirto.id)

Suaramuslim.net – Seorang presiden, politikus, pegawai, tentara, polisi, pengusaha pastilah mereka semua melalui jenjang pendidikan yang panjang, sulit dan melelahkan. Para guru/ustadz-lah yang ikut berperan membesarkan mereka. Masing-masing guru sudah pasti memberi bekas pada salah satu sisi pemikiran dan kepribadian mereka. Semuanya tidak bisa lepas dari sentuhan tangan seorang guru.

Para guru itu berperan besar dalam mencetak kehidupan setiap orang yang pernah mengecap pendidikan di bangku pondok pesantren, sekolah dan madrasah. Guru telah membentuk kepribadian para pemimpin masyarakat, para politisi, militer, polisi, pagawai, pengusaha dan para praktisi di bidang-bidang kehidupan lainnya. Semuanya disiapkan seorang guru dan meletakkan batu pertamanya.

Alangkah tinggi derajat yang digapai oleh seorang guru, hingga Allah pun bersholawat kepadanya. Begitu juga malaikat-malaikat yang tidak pernah bermaksiat terhadap yang Dia perintahkan, dan mereka mengajarkan apa yang diperintahkan kepada mereka, juga mendoakan kebaikan bagi pengajar kebaikan. Begitu pula penduduk langit dan bumi. Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya, para penghuni langit dan bumi, hingga semut dilubangnya dan ikan hiu, mengucapkan doa kepada pengajar kebaikan terhadap manusia.” (HR Tirmidzi dan Darimi)

Guru juga adalah pemilik keutamaan-keutamaan yang besar, dia penyeru kebaikan-kebaikan. Lebih dari itu, Ibnu Majah meriwayatkan dari Hadits Sahal bin Muadz bin Anas dari bapaknya bahwa Nabi Muhammad Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja mengajarkan suatu ilmu maka dia memperoleh pahala orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala pelakunya.” (HR Ibnu Majah)

Realita Murid

Realita sekarang menunjukkan bahwa murid-murid sekolah, kita dapati fakta yang cukup memprihatinkan dari segi moral dan akhlak. Narkoba, pergaulan bebas, pacaran, hura-hura, gandrung game, dan pesta-pesta. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah hanya sebatas pemberi pengetahuan, bukan penanam nilai-nilai ilmu, iman dan akhlak.

Realita di masyarakat juga menunjukkan bahwa orang yang otaknya pintar dan cerdas (IQ tinggi) sudah sangat banyak. Akan tetapi mengapa akhlak tidak kunjung membaik? Maka jawabannya adalah karena tidak ada kepintaran dari segi iman dan akhlak. Akal tumbuh pesat, tetapi imannya tenggelam tanpa peduli.

Karena guru adalah peletak batu permata kebaikan, tentunya guru memikul tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan. Guru -di samping harus membuat pintar muridnya secara akal- guru juga harus menanamkan nilai-nilai iman dan akhlak yang mulia. Maka guru harus mempunyai sifat-sifat positif dan menjauhi sifat-sifat negatif, agar bisa memainkan perannya dan memberi pengaruh positif pada anak didiknya. Di samping sarana dan prasarana, metode dan strategi pendidikan juga harus dikuasainya.

Maka guru harus terdepan dalam hal akhlak. Ia harus jadi teladan dalam kesehariannya. Setidaknya ada enam kategori akhlak: akhlak kepada Allah, akhlak kepada Rasul, akhlak kepada guru & orang tua, akhlak kepada sesama, akhlak kepada diri sendiri dan akhlak kepada lingkungan. Dan akhlak itu bukan diajarkan agar membekas pada siswa tapi akhlak itu dicontohkan. Itulah peran paling utama dari para guru.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment