JAKARTA (Suaramuslim.net) – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berkunjung ke kantor PP Muhammadiyah yang terletak di Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat pada Rabu (31/10) malam. Kunjungan itu dalam rangka menjaga keharmonisan dan keutuhan bangsa, terutama NU dan Muhammadiyah yang merupakan dua ormas tua di Indonesia.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, pertemuan itu menjadi sangat penting terutama dalam menghadapi tahun-tahun politik yang akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan.
“Ada beberapa yang kita diskusikan tentang bagaimana merekat kebersamaan di tubuh bangsa kita, di tengah suasana tahun politik yang memang juga hajat kita sebagai sebuah bangsa”, kata Haedar.
Sementara itu Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siradj mengatakan bahwa umat Islam di Indonesia memiliki karakter ramah, toleran dan juga pemaaf.
“Sejak dulu kalau kita baca umat Islam di Indonesia ini adalah umat yang toleran, pemaaf, mementingkan persaudaraan daripada membicarakan perbedaan, dari dulu NU dan Muhammadiyah menjaga jati diri ini,” ujar Kiai Said.
Untuk itu, NU dan Muhammadiyah merilis pernyataan bersama yang terdiri dari empat poin menyangkut sejumlah masalah di Indonesia.
Berikut empat pernyataan NU dan Muhammadiyah.
Menyadari pentingnya kedaulatan dan kemajuan bangsa dan negara, Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyatakan:
1. Berkomitmen kuat menegakkan keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan atas Pancasila sebagai bentuk dan sistem kenegaraan yang Islami. Bersamaan dengan itu menguatkan dan memperluas kebersamaan dengan seluruh komponen bangsa dalam meneguhkan integrasi nasional dalam suasana yang damai, persaudaraan, dan saling berbagi untuk persatuan dan kemajuan bangsa.
2. Mendukung sistem demokrasi dan proses demokratisasi sebagai mekanisme politik kenegaraan dan seleksi kepemimpinan nasional yang dilaksanakan dengan profesional, konstitusional, adil, jujur, dan berkeadaban. Semua pihak agar mendukung proses demokrasi yang substantif serta bebas dari politik yang koruptif dan transaksional demi tegaknya kehidupan politik yang dijiwai nilai-nilai Agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur Indonesia.
3. Meningkatkan komunikasi dan kerjasama yang konstruktif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membangun masyarakat yang makmur baik material maupun spiritual, serta peran politik kebangsaan melalui program pendidikan, ekonomi, kebudayaan, dan bidang-bidang strategis lainnya. Komunikasi dan kerja sama tersebut sebagai perwujudan ukhuwah keumatan dan kebangsaan yang produktif untuk kemajuan Indonesia.
4. Pada tahun politik ini semua pihak agar mengedepankan kearifan, kedamaian, toleransi, dan kebersamaan di tengah perbedaan pilihan politik. Kontestasi politik diharapkan berlangsung damai, cerdas, dewasa, serta menjunjung tinggi keadaban serta kepentingan bangsa dan negara. Hindari sikap saling bermusuhan dan saling menjatuhkan yang dapat merugikan kehidupan bersama. Kami percaya rakyat dan para elite Indonesia makin cerdas, santun, dan dewasa dalam berpolitik.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir