Suaramuslim.net – Kebiasaan dalam Al-Qur’an apabila Allah hendak menunjukkan kemuliaan sesuatu kepada hamba-Nya, Dia bersumpah dengan waktu atau lainnya atau sesuatu yang hendak dimuliakan itu dijadikan sumpah. Demikian pula ketika Allah hendak menunjukkan kemuliaan awal Zulhijah, Dia bersumpah dengannya.
وَالْفَجْرِ. وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Demi fajar. Dan (demi) hari yang sepuluh.” (Al-Fajr: 1-2).
Berbeda pendapat para ulama dalam memahami kalimat “malam 10.” Ada yang berpendapat itu adalah 10 akhir Ramadan. Namun jumhur menyatakan itu adalah 10 awal Zulhijah, di antaranya Ibnu Katsir, termasuk yang berpendapat maksud ayat tersebut adalah 10 awal bulan Zulhijah, beliau berkata:
“Yang dimaksud dengan “malam yang sepuluh” adalah sepuluh hari pertama di bulan Zulhijah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Ibnu az-Zubair, Mujahid, dan lainnya dari kalangan kaum Salaf dan Khalaf.”
Dan Zulhijah adalah bulan suci yang terakhir dalam urutan bulan hijriyah.
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (At-Taubah: 36).
Empat bulan suci tersebut adalah bulan Zulqa’dah, Zulhijah, Muharram, dan Rajab. Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya:
“Satu tahun itu ada 12 bulan. Di antaranya ada 4 bulan haram, yaitu 3 bulan berturut-turut, Zulqa’dah, Zulhijah, dan Muharram serta Rajab yang berada di antara bulan Jumada dan Sya’ban.” (Al-Bukhari).
So, bulan Zulhijah adalah bulan yang mulia dan mulianya karena adanya keutamaan di 10 awalnya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Ibnu Abbas, “Tidak ada hari di mana amal saleh pada saat itu lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini, yaitu, sepuluh hari dari bulan Zulhijah.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.”
Hadis tersebut mengungkapkan begitu besarnya keutamaan 10 awal Zulhijah sehingga Nabi Muhammad mengungkapkan keutamaannya melebihi perang jihad, dan yang dapat menyamainya hanyalah orang yang berjihad dan gugur di dalam jihadnya.
Karena itulah di awal Zulhijah ini adalah hari-hari emas yang tidak boleh dilewatkan kecuali dengan amal saleh, karena amazingnya amalan yang dilakukan di waktu tersebut.
Di antara amalan itu adalah sebagai berikut
1. Berhaji dan umrah
Ini yang paling utama bagi yang mampu, baik mampu dalam hal biaya, fisik ataupun kondisi lainnya.
“Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah surga.”
Namun di masa pandemi seperti sekarang ini sudah tentu amalan ini perlu ada penundaan atau mencari amalan lain yang aman dari pandemi Covid-19.
2. Puasa di awal bulan Zulhijah yaitu dari mulai tanggal 1 sampai tanggal 9 Zulhijah, atau minimal puasa Arafah tanggal 9 Zulhijah
Dan boleh juga bagi yang punya utang puasa wajib, memungkinkan puasa dengan niat qada baik di awal Zulhijah atau hanya puasa arafah agar dapat pahala double. MUI-nya negara Arab Saudi yaitu Lajnah Daimah (Lembaga Fatwa Arab Saudi), termasuk membolehkan ketika ditanya tentang menggabungkan niat puasa sunah dan puasa wajib.
“Boleh puasa hari Arafah, sekaligus untuk puasa qada, jika meniatkannya untuk qada.” (Fatwa Lajnah Daimah, ditandatangani oleh Imam Abdul Aziz bin Baz, 10/346).
Adapun hadis mengenai puasa mulai tanggal 1-9 Zulhijah adalah;
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ
“Rasulullah biasa berpuasa pada sembilan hari awal Zulhijah, pada hari ‘Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya.” (Abu Daud).
Kalau tidak bisa puasa di atas, maka jangan tinggalkan puasa Arafah ya, karena puasa Arafah adalah puasa yang amazing juga pahalanya. Dari Abu Qatadah rahimahullah bahwa Nabi bersabda:
صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده
“Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya.” (Muslim).
3. Banyak bertaubat dan meninggalkan maksiat
Apalagi di masa pandemi ini memperbanyak istigfar adalah solusi praktis untuk mendapatkan pertolongan Allah.
“Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (At-Taubah: 36).
4. Berkurban sebagai ittiba’ sunnah Nabi Muhammad
Dari Aisyah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah pada hari nahr manusia beramal suatu amalan yang lebih dicintai oleh Allah daripada mengalirkan darah dari hewan kurban. Ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan kurban tersebut. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (rida) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban.” (Ibnu Majah No. 3126 dan At-Tirmidzi No. 1493).
Dan Nabi Muhammad selalu berkurban setiap tahun sampai puncaknya berkurban di Mina pada tahun ke-10 Hijriah sebanyak 100 ekor onta dan beliau menyembelih sendiri sebanyak 63 ekor. Maa syaa Allah.
5. Tidak memotong rambut dan kuku bagi yang berkurban
Terkait larangan tersebut memang berdasarkan hadis riwayat Imam Muslim. “Apabila engkau telah memasuki sepuluh hari pertama (bulan Zulhijah) sedangkan di antara kalian ingin berkurban maka janganlah dia menyentuh sedikitpun bagian dari rambut dan kukunya.” (Muslim).
Namun dalam memahami hadis itu ulama berbeda pendapat dalam istinbath hukumnya.
a. Imam Syafi’i menyimpulkan hukumnya makruh tanzih (makruh yang mendekati keharaman karena tidak disukai)
b. Imam Ahmad mengambil tekstual hadis tersebut sehingga bermakna haram
c. Imam Maliki dan Hanafi berpendapat tidak dilarang
Dan kalau mengikuti pendapat yang dilarang, hikmahnya untuk tafaulan (ngalap berkah) dari dilarangnya bercukur bagi orang-orang yang berihram pada waktu haji dan umrah.
Dan yang dilarang pun;
- Hanya bagi orang yang berkurban, kalau ayah yang berkurban ya ayahlah yang dilarang, kalau istrinya dan anak-anaknya juga ikut berkurban, ya mereka juga dilarang memotong rambut.
- Berlakunya larangan itu sejak menyerahkan hewan kurbannya kepada panitia.
6. Perbanyak bertakbir dan berzikir
Allah berfirman;
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ
“Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan.” (Al-Hajj: 28).
Yang dimaksud dengan ayyamin ma’lumat adalah 10 awal Zulhijah. Ini yang dipahami sebagian ulama tafsir. Karena itulah Ibnu Umar meriwayatkan, “Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid.” (Ahmad).
Imam Al-Bukhari rahimahullah menyebutkan, Ibnu Abbas berkata, “Berzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Zulhijah dan juga pada hari-hari tasyriq.”
Ibnu Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Zulhijah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin Ali pun bertakbir setelah salat sunnah. (Dikeluarkan oleh Al-Bukhari tanpa sanad (mu’allaq), pada bab keutamaan beramal di hari tasyriq).
Takbir yang dimaksud tersebut adalah takbir mutlaq, yang tidak terikat waktu dan tempat, adapun takbir muqoyyad itu terikat tempat dan waktu, yaitu sehabis salat lima waktu. Dan itu dilakukan bagi yang tidak berhaji dimulai Subuh tanggal 9 Zulhijah, dan bagi yang berhaji dimulai Zuhur tanggal 10 Zulhijah.
Mengapa disunnahkan banyak bertakbir?
a. Untuk menunjukkan kebesaran Allah dari segalanya termasuk menunjukkan materi (hewan) kurban yang jauh lebih kecil daripada kepentingan akan perintah Allah.
b. Perhatikan Al-Ankabut ayat 45
و لذكر الله اكبر
“Mengingat Allah itu lebih besar dari segalanya.”
Ibnu Abbas dan Mujahid menafsirkan kalimat ” wa lazikrullohi Akbar” dengan penjelasan Nabi, “Ingatnya Allah lebih kepadamu lebih besar dari ingatnya kamu kepada Allah.” (Al-Baihaqi).
Yang menunjukkan dengan kalimat takbir tersebut bahwa cinta Allah jauh lebih besar dari cinta hamba kepada-Nya, maka alasan apalagi yang akan dibuat untuk mematuhi perintah-perintah-Nya?
7. Salat id dan mendengarkan khutbahnya
Inilah perayaan sesungguhnya dari umat Islam. Bergembiralah di hari id. Hal ini sampai diperintah Allah dalam firman-Nya:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ
“Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.”(Al-Kautsar: 2).
Sebagian ulama tafsir memahami perintah salat di ayat itu adalah salat id.
So… Tidak ada satupun hari-hari yang amal salehnya disukai Allah, kecuali di 10 awal Zulhijah tersebut. Karena itu, perbanyaklah amal saleh lainnya seperti; salat, sedekah, membaca Al-Qur’an, amar makruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipatgandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya, karena mulianya hari-hari emas di awal Zulhijah.
Wallahu A’lam.