Suaramuslim.net – Hari Pangan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober adalah hari aksi untuk mengatasi kelaparan global. Berdasarkan data dari website World Food Program, kebutuhan makanan terus diproduksi namun 821 juta orang; atau satu dari sembilan orang masih tidur dalam keadaan lapar. Bahkan, satu dari tiga orang tersebut menderita kekurangan gizi kronis. Badan PBB Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa atau FAO berkomitmen untuk mencapai zero hunger world, menciptakan dunia yang penduduknya bebas dari kelaparan, pada tahun 2030.
Selain dengan menjaga pola makan dan kesehatan kita, kelaparan global juga tetap menjadi fokus dari FAO. Satu di antara hal-hal yang bisa kita usahakan adalah berbagi dengan sesama. Bahkan dengan berbagi makanan, kita sekaligus mendapat kebaikan-kebaikan dari Allah. Apa sajakah itu? Simak ulasannya berikut ini.
Bersedekah makanan merupakan salah satu bentuk syukur seseorang atas nikmat yang telah Allah berikan.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Semua makhluk adalah tanggungan Allah. Sedangkan orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling sayang kepada orang-orang yang berada dalan tanggungannya.”
Allah telah memberikan nikmat kepada setiap orang. Bentuk dari rasa syukur seseorang atas nikmat yang Allah berikan bisa berupa syukur yang bermanfaat bagi orang lain seperti sedekah makanan kepada orang yang membutuhkan, terlebih pada orang-orang yang berada dalam tanggungannya, seperti anggota keluarga, dll.
Sedekah memberikan kemanfaatan bagi orang lain, terlebih sedekah makanan yang merupakan kebutuhan utama manusia.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Sebaik-baik shadaqah adalah dari harta yang lebih.” (H.R. Bukhari)
Menyedekahkan sesuatu yang ia sendiri masih memerlukannya, atau diperlukan oleh keluarganya hukumnya makruh. Bahkan bisa juga haram, jika kebutuhan tersebut hingga tingkat membahayakan (jika tidak terpenuhi).
Sedekah bagi orang yang mampu lebih mulia daripada zikir. Sebab, sedekah memberikan manfaat bagi orang lain, sedangkan zikir hanya bermanfaat bagi diri sendiri. Terlebih sedekah berupa makanan kepada orang yang membutuhkan, sebab makanan merupakan kebutuhan utama manusia.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menganjurkan memberi makanan kepada sesama, terutama tetangga.
Abdullah bin Musawir berkata, “Saya pernah mendengar Ibnu Abbas meriwayatkan dari Abdullah bin az-Zubair di mana dia menuturkan, “Saya pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Bukan termasuk orang yang beriman, yang tetangganya merasa lapar sementara dia merasa kenyang.” (H.R. Bukhari).
Lebih lanjut, sabda beliau, “Dengar dan taatilah, meski kalian dipimpin oleh seorang budak. Jika kalian memasak, maka perbanyaklah kuahnya lalu perhatikan tetanggamu, dan berikanlah padanya dengan cara yang baik.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Begitu kuatnya tuntutan untuk berbagi makanan ini sampai Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meminta kita menghalau rasa malu atas makanan yang akan kita berikan. Jangan sampai kita terhalang dari berbagi makanan hanya karena wujud sesuatu yang dibagi.
“Wahai wanita-wanita muslimah. Janganlah seorang tetangga merasa terhiba untuk memberi sesuatu kepada tetangganya walau hanya berupa kikil kambing.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Anjuran memberi makanan kepada tetangga yang terdekat.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Asiyah Radhiyallahu Anha, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Janganlah merendahkan hadiah kepada tetangga meskipun hanya tulang yang sedikit sekali dagingnya.” Hadis ini merupakan anjuran untuk memberi hadiah kepada tetangga dalam keadaan apapun.
Apabila kita memiliki makanan dalam jumlah terbatas, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan untuk memprioritaskan tetangga yang terdekat pintunya.
Dari Aisyah Radhiyallahu Anha, “Ya Rasulullah, sesungguhnya saya memiliki dua orang tetangga. Manakah yang harus saya beri terlebih dahulu?” Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Berikanlah kepada tetangga yang lebih dekat pintunya denganmu.” (H.R. Bukhari).
Balasan berupa kamar-kamar di dalam surga bagi Muslim yang berbagi makanan.
“Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya.” Lantas seorang Arab Badui berdiri sambil berkata, “Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasulullah?” Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, “Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan shalat pada malam hari di waktu manusia pada tidur.” (H.R. Tirmidzi no. 1984. Hadits ini hasan).