Suaramuslim.net – Dalam meneliti perjalanan hidup, jika seorang mukmin dan dai tidak berada dalam lindungan Allah, tidak komunikatif dengan-Nya, tidak berpegang teguh dengan Kitab-Nya, dan tidak pula mengikuti sunnah Nabi-Nya, maka dalam komdisi demikian ia sedang dalam bahaya dan ancaman bahaya besar. Karena itu harus waspada, ada 5 gangguan yang mengancam orang beriman.
Tantangan dan rintangan yang menghadang kaum mukminin, para dai dan mujahidin di jalan Allah tersebut oleh Rasulullah saw. disimpulkan dalam sabdanya (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Lai dari hadits Ana, dalam Makarim Al-Akhlak), “Orang mukmin senantiasa berada di antara lima ancaman berat.” Kita harus waspada, ada 5 gangguan yang mengancam orang beriman.
- Mukmin yang mendengkinya.
Sesungguhnya hasad (kedengkian) adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya. Hasad dapat mengikis keimanan seorang mukmin jika ia tidak segera menyembuhkannya dengan bertobat kepada Allah. Dan kemudian insyaallah, ia mendapat pertolongan serta rahmat-Nya. Ini sebagaimana disabdakan Rasulullah saw:
“Penyakit umat sebelum kamu telah menular kepada kamu; yaitu dengki (hasad) dan permusuhan. Permusuhan itu adalah pencukur (pengikis). Saya tidak maksudkan mencukur rambut, tetapi (yang saya maksudkan) ialah mencukur (mengikis) din (agama)” (HR Al Baihaqi). Allah membekali perlindungan terhadap pendengki dalam surat Al Falaq.
- Munafik yang membencinya.
Gangguan bagi orang beriman yang kedua adalah kebencian dan tipu daya kaum munafikin. Orang-orang munafik ini terdapat di setiap tempat dan zaman. Keberadaan mereka tidak pernah sunyi di sepanjang sejarah. Ini disebabkan keberadaan dan kemunculan golongan munafik memang mempunyai motivasi tersendiri di setiap waktu.
Ada yang menjadi munafik karena didorong oleh pertimbangan kepentingan duniawi. Untuk mencapai tujuannya ini mereka tidak segan-segan berlindung di balik tirai taqwa dan din. Ada yang menjadi munafik karena ingin menghancurkan kaum muslimin, memecah belah shaf (barisan) dan menimbulkan fitnah di tengah-tengah mereka. Tindakan ini didorong oleh niat jahatnya sendiri ataupun karena melaksanakan program orang lain.
Ada yang menjadi munafik karena kemunafikan ini sudah mendarah daging di dalam dirinya; sudah menjadi watak yang tak terpisahkan dari dirinya. Ada yang menjadi munafik karena ingin dekat dengan para penguasa atau karena ingin selamat dari penindasannya.
Dan ada yang menjadi munafik karena ingin mendapatkan jabatan dan kehormatan yang fana. Untuk mendapatkannya mereka tidak segan-segan menjual agamanya dengan kesenangan duniawi.
- Kafir yang memeranginya.
Gangguan ke-tiga bagi orang beriman, terutama di masa kini adalah kekejian orang kafir, tipu daya, dan rencana-rencana jahat mereka.
Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannam-lah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan, supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu semuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang merugi” (QS Al Anfal 36-37).
Orang-orang kafir adalah pejuang dan penyebar kebatilan. Mereka adalah alat-alat syetan dan pengikutnya di setiap zaman dan tempat. Mereka adalah musuh-musuh kebenaran dan keimanan di sepanjang masa hingga hari kiamat.
Pertarungan antara kekafiran dan keimanan adalah pertarungan klasik sejak manusia diciptakan, dan pertarungan panjang sepanjang kehidupan sampai Allah mewariskan bumi dan seisinya. Pertarungan ini amat sengit karena memang merupakan pertarungan antara dua pihak yang saling bertentangan.
- Syetan yang menyesatkannya
Gangguan bagi orang beriman yang ke-empat dan yang paling berbahaya bahkan merupakan kunci setiap rintangan dan cobaan serta menjadi penyebab utama terjadinya penyimpangan adalah tipu daya syetan, penyesatan iblis, dan tuntutan hawa nafsu.
Syetan merupakan musuh terbesar bagi setiap muslim. Ia tidak akan jemu menggoda, menjebak dan membuat makar sepanjang kehidupan dan keimanan itu masih ada.
“Iblis menjawab, ‘Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.’ Allah berfirman, ‘Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan, sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka semuanya’” (QS Shad 82-85).
- Nafsu yang melawannya.
Rintangan kelima adalah kecenderungan tentang kejahatan nafsu. Maka benar Allah Swt. berfirman, “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Yusuf 53).
Nafsu manusia adalah media interaksi antara segala yang baik dan buruk, yang halal dan yang haram, yang hak dan batil, ia laksanakan bejana yang menampung segala benda. Baik hidayah maupun kesesatan, baik yang suci maupun yang kotor (disarikan dari Perjalanan Aktivis Gerakan Islam, Fathi Yakan, GIP, 1995).