Hijrah Brutal, dari Pil Koplo Jadi Kru Radio 

Hijrah Brutal, dari Pil Koplo Jadi Kru Radio 

Hijrah Brutal, dari Pil Koplo Jadi Kru Radio 
Ilustrasi laki-laki memegangi kepalanya. (Ils: pngitem.com)

Suaramuslim.net – Tak ada jalan tengah. Di luar jalan kebenaran, yang ada hanya jalan yang menyimpang. “Maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan.” (QS. Yunus 32).

Mungkin itu gambaran yang tepat pada sosok Heri Prayoga. Ia telah memilih hijrah ke jalan yang lurus. Jalan yang tiap hari kita baca ketika melafalkan ayat ke-6 surat Al Fatihah. Surat yang minimal 17 kali kita baca. Dan tak ingin menoleh lagi ke jalan yang menyimpang. Hijrah titik, tanpa koma.

Kepala teknisi Radio Suara Muslim Surabaya 93.8 FM ini dulunya akrab bergaul dengan dunia hitam.

“Dulu dia biasa dengan narkoba, sebut saja pil koplo dan pil yang sejenisnya. Dulu pertama kenal saya pernah lihat dia masih agak nge-fly karena pengaruh pil,” tutur Irwitono, CEO Radio Suara Muslim.

Ya, Irwitono-lah yang memberi pengaruh positif pada titik tolak hijrah Heri. Pemuda asli Sidoarjo ini direkrut di sebuah bisnis bidang telekomunikasi yang dirintis oleh Irwitono pada 2004.

Heri menceritakan awal mula kenal CEO Radio Suara Muslim itu.

“Dulunya saya kerja ikut Pak Irwitono. Sebelum itu, saya bekerja di proyek-proyek. Saya sering ikut paman, seringnya saya bantu sebagai tukang las. Dulu sering ikut proyek gudang atau pabrik,” tuturnya.

Awal hijrah

Dia menuturkan bagaimana pergaulannya dulu.

“Namanya juga anak muda, hidup di jalanan yang keras. Tidak memikirkan akibatnya, pokoknya kumpul-kumpul dan bersenang-senang. Isinya hanya kerja dan nongkrong. Begitu saja pokoknya,” ungkapnya.

Dari situlah kemudian dia mulai mencoba narkoba. Selama beberapa waktu terus berjalan seperti itu. Hingga kemudian pria kelahiran 1982 ini diajak seorang temannya untuk bekerja bersama Irwitono.

Di situlah, Irwitono mengenalkannya ke Rumah Al-Qur’an, Delta Sari Baru, Sidoarjo. Ini adalah wadah yang berisi lulusan Ma’had Umar bin Khathab Surabaya. Lembaga ini dirintis Irwitono sejak 2006. Ada sejumlah lulusan Ma’had yang baru saja khatam menghafalkan Al-Qur’an 30 juz ataupun yang sedang berproses menuntaskan hafalan.

“Banyak lulusan Ma’had yang tinggal di situ. Daripada ngekos, Pak Irwitono persilakan mereka tinggal di situ sambil mengajar ngaji warga sekitar perumahan Delta Sari. Itu kan sebenarnya rumah. Tapi kami anggap seperti asrama,” jelas Heri.

Beberapa tahun kemudian Rumah Al-Qur’an ini kemudian namanya berganti Griya Al-Qur’an hingga kini dan sudah menyebar menjadi 27 cabang di 11 kota.

Di asrama itulah Heri sering bermalam. Meskipun rumahnya dekat dengan asrama Rumah Al-Qur’an, namun hatinya sudah tertambat di situ. Dia banyak bergaul dengan ustaz muda.

Lama-kelamaan dia mau ikut belajar membaca Al-Qur’an di sana. Tak hanya membaca, namun pemuda berperawakan kurus ini perlahan mau menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an. Mulai dari juz 1, juz 2, juz 3, dst. Dan puncaknya, ia ikut wisuda tahfidz Griya Al-Qur’an kategori 5 juz pada 1 Muharram 1440 H lalu di Surabaya.

Ketika Radio Suara Muslim berdiri, Heri ikut bergabung di bagian teknisi. Mulai dari urusan pemancar, saluran listrik, jaringan internet hingga perangkat studio dan sound system.

Radio Suara Muslim dan Griya Al-Qur’an ibarat bersaudara. Lokasinya pun di alamat yang sama. Maka spirit Al-Qur’an adalah spirit Radio Suara Muslim. Demikian pula spirit kerja kru radio, salah satunya Heri Prayoga.

Karirnya melejit

Saat ini, Heri membawahi dua kru di Surabaya dan empat kru yang masing-masing di Radio Suara Muslim Tuban dan Radio Suara Muslim Lumajang.

Ketika ditanya, bagaimana reaksi teman-teman nongkrongnya dulu begitu tahu ia hijrah?

“Awalnya mereka agak mengejek. Gaya saiki gak gelem ngene-ngene (gaya ya sekarang ya tidak mau beginian). Lama-kelamaan mereka paham. Alhamdulillah, saya bisa tolak pelan-pelan. Kalau soal pertemanan, masih bisa, sekadar ngopi. Hanya saja, menjauhi barang begituan,” tutur bapak tiga anak ini.

Inilah bukti dari wejangan Sunan Kalijaga Tombo Ati (penawar hati) ada lima, salah satunya wong kang sholeh kumpulono (bergaullah dengan orang-orang yang saleh). Karena hati nurani bisa sakit dan salah satu penyembuhnya adalah bergaul dengan orang saleh agar ‘ketularan’ amal baik mereka.

Seperti itulah spirit yang dijiwai segenap kru dan narasumber Radio Suara Muslim. Semoga makin banyak pendengar (dan juga masyarakat luas) merasakan ‘getaran’ kesalehan ini.

Kami mengajak Anda untuk memberi dukungan kepada Radio Suara Muslim dengan menitipkan donasi terbaik Anda. Agar pancaran kesalehan ini bisa tetap eksis dan makin luas melalui radio ini.

Donasi dapat Anda salurkan melalui transfer ke Bank Syariah Mandiri nomor rekening 7447 444 008 atas nama Donasi Media Dakwah, Bank Syariah Mandiri (Kode Bank 451). Konfirmasikan ke nomor 0813 3322 2487.

Dukungan Anda sangat berarti bagi keberlangsungan syiar dakwah Radio Suara Muslim. Jika Anda memiliki kisah yang berkesan dengan Suara Muslim, jangan ragu untuk mengirimkan ke kami di email redaksi@suaramuslim.net dan Whatsapp 0813 3322 2487.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment