Hijrah ke Habasyah

Hijrah ke Habasyah

Masa Khulafaur Rasyidin
Ilustrasi perjalanan di padang pasir. (Foto: Unsplash/@trevcole)

Suaramuslim.net – Hijrah ke negeri Habasyah adalah hijrahnya para sahabat Nabi karena beliau sendiri tidak ikut. Hijrah Nabi adalah ke Madinah dan jaraknya dari Hijrah ke Habasyah ini terpaut sekitar 7-8 tahun.

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar: 10).

Ayat ini memberi dorongan (menegaskan) agar mendahulukan akidah (keyakinan) dibanding kecintaan pada tanah kelahiran. Meskipun secara naluri tiap orang akan condong rindu kepada kampung halaman. Apalagi Mekkah, sehingga rasa rindu dan cinta kepada negeri ini begitu kuat mendalam di hati para sahabat.

Tapi Allah menegaskan bahwa mempertahankan keyakinan karena terancam oleh perbuatan orang musyrik di Mekkah harus diutamakan dibanding kecintaan kepada tanah kelahiran.

Di sisi lain, Allah juga memberi motivasi jika hijrah dilakukan, Allah akan memberi imbalan yang besar, kuncinya harus sabar.

Mekkah harus jadi perhatian, iya.
Mekkah harus digarap dakwahnya, iya.

Tapi bumi Allah itu luas, tidak hanya Mekkah. Dalam kondisi tertindas, harus hijrah dengan penuh kesabaran karena pengorbanan itu tidak akan sia-sia.

“Sesungguhnya di negeri Habasyah ada seorang raja yg tdk akan membiarkan siapapun dizalimi di sisinya.” (Hadis sahih – Ibnu Ishaq).

Raja Habasyah (Najasy) adalah raja adil, dia tidak membiarkan kezaliman terjadi, tidak pandang bulu, pihak mana yang menzalimi dan terzalimi. Jadi ketika sahabat nabi hijrah ke sana, raja adil ini tidak memandang mereka dari mana, tapi kenapa mereka berhijrah? Karena dizalimi dan dia pun melindungi para sahabat. Itulah adil.

Mengenal negeri Habasyah

Habasyah adalah kerajaan besar dan strategis beragama Nasrani di Afrika. Saat ini Habasyah meliputi Etiopia dan sekitarnya. Raja Habasyah di masa Rasulullah bernama Ashamah. Dia dikenal sebagai seorang raja yang adil. Habasyah memiliki hubungan dagang yang baik dengan Mekah melalui pelabuhan Syu`aibah di Laut Merah.

Nabi Muhammad melepas sahabatnya hijrah bukan ke negeri antah berantah, tapi ke negeri besar yang sudah dikenal, ada hubungan dagang dengan Mekkah, dan yang paling utama rajanya adil. Sehingga para sahabat akan aman di sana, tujuan hijrah pun tercapai.

Sebab hijrah ke Habasyah

  • Dakwah Islam berkembang pesat di Mekah
  • Intimadisi kaum musyrik terhadap kaum Muslimin
  • Menyelamatkan keyakinan agama
  • Menyebarkan agama Islam di luar Mekah
  • Keadilan Najasyi dan stabilitas dalam negeri Habasyah
  • Hubungan baik antara Mekah dan Habasyah, terutama dalam perdagangan

Di sini kita lihat, Rasulullah punya data, keamanan para sahabat akan terjamin jika mereka ke Habasyah. Rasulullah sudah bisa menghitung keberhasilan rencananya dari data yang jelas. Ini adalah cara berpikir dan bertindak Rasulullah, bekerja rapi by data by design, tidak asal.

Dua gelombang hijrah

Kaum muslimin mulai hijrah dari Mekkah ke Habasyah pada bulan Rajab, tahun 5 kenabian. Hirah terjadi dalam dua gelombang.

Gelombang pertama sebanyak 15 orang dipimpin Usman bin Affan, ditemani istrinya, Ruqayyah binti Rasulullah.

Gelombang kedua sebanyak 102 orang (83 pria dan 19 wanita) dipimpin Ja`far bin Abu Thalib, ditemani istrinya, Asma binti Umais.

Gelombang pertama untuk persiapan bagi gelombang berikutnya. Ini adalah negeri orang lain dan perlu menghubungi penduduk asli untuk memastikan keamanan di sana. Jadi, pada gelombang pertama diperlukan orang-orang yang punya koneksi di Habasyah. Siapa?? Tentu para saudagar dan bangsawan.

Mereka secara pribadi atau dari keluarga besarnya punya relasi dengan Habasyah. Mereka bertugas membuka jalan dan menghubungi orang-orang yang dekat dengan raja Najasy. Setelah persiapan dilakukan, baru gelombang kedua berangkat.

Kenapa Quraisy tidak suka hijrahnya kaum muslimin sampai mengutus dua duta besarnya kepada Najasy seraya membawa hadiah? Tentu agar kaum muslimin dideportasi kembali ke Mekkah karena membawa kabar buruk tindakan zalim Quraisy kepada mereka.

Rencana Quraisy hampir berhasil karena para pembesar di sekitar Najasy terpengaruh dengan hadiah sogokan. Tapi sabda Nabi tentang keadilan Najasyi terbukti di sini. Dia tidak mudah dipengaruhi hanya dari laporan satu pihak.

Najasyi ingin mendengar dulu argumentasi kaum muslimin. Sehingga terjadilah diskusi dengan Ja’far bin Abu Thalib yang pada akhirnya bisa meyakinkan Najasy.

Raja adil itu pun tidak mendeportasi kaum muslimin bahkan sampai membuat undang-undang bahwa siapapun yang mengusik para muhajirin akan dihukum.

Keberhasilan hijrah ke Habasyah

  • Para sahabat mendapat perlindungan dan dapat mempertahankan keyakinan agama serta menjalankannya dengan tenang.
  • Dakwah Islam di Mekkah berlanjut dan terus berkembang. Kaum Musyrik Quraisy tidak berhasil menghentikan ataupun menghambat dakwah.
  • Utusan Quraisy yaitu `Amr bin al-Ash dan Abdullah bin Abu Rabi`ah gagal membujuk Raja Najasyi agar mengusir kaum Muslimin dari Habasyah.
  • Raja Najasyi memeluk Islam bersama puluhan anggota keluarga dan orang-orang terdekatnya di dalam istana (Adz-Dzahabi, Siyar A`lam an-Nubala’ & Ibn al-Atsir, Usudul Ghabah)
  • Ja`far bin Abu Thalib bersama sejumlah kaum Muslimin bertahan tinggal di Habasyah selama 14 tahun. Mereka baru kembali dan bergabung dengan Rasulullah di Madinah pada awal tahun 7 Hijriyah

 

Catatan Nashir
1 Rajab 1443 H

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment