Suaramuslim.net – Hijrah mempunyai makna keluar dari tempat yang buruk menuju tempat yang baik, sebagaimana hijrahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam dan para sahabat dari Makkah menuju Madinah.
Allah SWT berfirman,
“Barang siapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya, maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. An-Nisa : 100)
Dari ayat di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa di hadapan Allah, orang yang berhijrah sangat mulia. Allah telah menyediakan tempat dan sarana berhijrah secara gratis kepada makhluk-Nya, tinggal bagaimana menyikapinya.
Pada zaman sekarang, tentu semua akses bisa dijangkau dengan mudah. Mulai dari akses transportasi, tempat tinggal, komunikasi, media dakwah, dan sebagainya. Seharusnya, dengan kemudahan akses-akses tersebut, kita harus lebih bersemangat dalam berhijrah.
Sudah sepatutnya sebagai seorang muslim, kita harus memanfaatkan teknologi canggih itu untuk sarana berhijrah. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk berhijrah di zaman milenial.
Gadgetmu adalah Ujianmu
Hati-hati dalam menggunakan gadget adalah bentuk pengendalian diri dari hawa nafsu yang buruk. Karena dari fasilitas gadget bisa timbul masalah perzinahan, perselingkuhan, perpecahan, adu domba, atau ghibah (gosip). Sebagai seorang penghijrah, isi gadget dengan murottal Al Quran, siaran dakwah, forum Islam, dan hal lainnya yang bermanfaat.
Tren Tak Selalu Keren
Untuk urusan pakaian, kita tak perlu mengikuti tren remaja milenial yang menyimpang dari syariat Islam. Gaya busana muslim adalah yang menutup aurat, jadi tak usah memakai pakaian ketenaran.
Teman Buruk adalah Penghambat
Dalam proses berhijrah, tinggalkan atau minimalisir teman yang mengajak keburukan. Bukan meninggalkan, namun berteman sewajarnya saja, karena teman sangat mempengaruhi proses berhijrah. Utamanya tinggalkan teman dunia maya, karena belum tentu mereka adalah orang yang baik.
Gurumu Bukan Hanya Google
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung jawabannya.” (Q.S. Al-Isra’ : 36)
Dari ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa muslim tidak boleh mengikuti sesuatu tanpa mengetahui kebenarannya. Pada era canggih ini, manusia dimanjakan dengan teknologi yang serba instan. Tak terkecuali dalam mencari ilmu. Ketika menyelami mesin telusur internet, kita bisa mendapatkan ilmu apapun dari segala bidang, termasuk ilmu agama. Tetapi, kaum milenial sering menyerap ilmu agama dari internet tanpa berguru pada ulama. Akibatnya, mereka yang belajar agama secara otodidak merasa dirinya sudah memahami ilmu yang dipelajari. Padahal, ilmu agama di internet tidak terjamin kebenarannya. Kita tidak bisa membedakan sumber mana yang benar dan mana yang salah. Oleh karena itu, harus didampingi guru dalam belajar ilmu agama.
Itulah beberapa tips yang bisa membantu para generasi milenial yang ingin berhijrah ke jalan Allah lewat jalannya kecanggihan teknologi. Di momen 1 Muharram 1440 H yang baru datang, marilah bermuhasabah diri dan mulai memperbaiki diri lewat hijrah yang istiqomah.
Kontributor: Anggun Hapsari
Editor: Oki Aryono