Identitas Islam dalam perhelatan Piala Dunia 2022

Identitas Islam dalam perhelatan Piala Dunia 2022

Tangkapan layar opening ceremony Piala Dunia 2022 Qatar.

Suaramuslim.net – Dalam piala dunia 2022, identitas Islam sangat menonjol dan Qatar layak disebut sebagai pemenang sejati.

Dikatakan pemenang sejati karena berhasil memuliakan dan mengagungkan Islam di tengah berkumpulnya manusia dari berbagai dunia. Selama ini, Islam telah dirusak oleh konspirasi Barat yang menstigma Islam sebagai sumber terorisme dan radikalisme.

Dalam momentum ini, Qatar berhasil mengubah opini Barat dengan menampilkan wajah Islam ramah dan apa adanya. Opini buruk kaum Islamophobia berubah setelah Qatar menunjukkan kapasitasnya sebagai sosok negara Islam yang respek terhadap kesantunan dan toleransi.

Wajah Islam yang demikian ini berbeda dengan apa yang diopinikan oleh negara-negara Barat. Dalam konteks inilah, Qatar merupakan representasi negara Islam yang memengaruhi opini dunia bahwa Islam bukan ancaman bagi peradaban dunia.

Dobel investasi

Qatar memang menggelontorkan dana sangat besar guna mewujudkan terselenggaranya piala dunia 2022. Sejak ditetapkan FIFA sebagai tuan rumah piala dunia, pada tahun 2010 lalu, Qatar mulai membangun infra-struktur sepakbola yang memadai dengan membangun jalan, hotel, stadion, dan bandara.

Qatar mengeluarkan dana Rp3.419 triliun sehingga tercatat sebagai negara yang tidak bisa diungguli oleh negara manapun dalam menyiapkan penyelenggaraan piala dunia sepanjang sejarah.

Totalitas Qatar juga tercatat dalam mendakwahkan Islam selama momentum ini berlangsung. Berkumandangnya suara adzan di stadion, dan bahkan shalat Jumat secara berjamaah terselenggara di lapangan bola. Ini merupakan fenomena langka sepanjang perjalanan penyelenggaraan piala dunia selama ini.

Penduduk Qatar juga memanfaatkan untuk berdakwah kepada para tamu, yang non-muslim, dengan mengajarkan. Keramahan kepada para tamu asing ditunjukan dengan membuka masjid, sehingga mereka bisa mendengar adzan, dapat melihat kaum muslimin mengagungkan masjid dengan beribadah dan membaca Al-Qur’an. Qatar juga menyiapkan para dai yang memberikan penjelasan tentang Islam.

Kalau selama ini Islam dipandang sebagai agama teror sekaligus sebagai ancaman dunia, maka Qatar telah mengubahnya. Islam yang ramah dan santun serta menghargai perbedaan, meyakinkan dunia bahwa Islam bukanlah ancaman bagi mereka yang berbeda keyakinan.

Tidak adanya kericuhan dan bentrok fisik antar supporter, serta tertibnya pertandingan merupakan pemandangan baru. Demikian ini terjadi karena Qatar menerapkan aturan bahwa supporter yang memasuki stadion dilarang membawa minuman keras.

Aturan ini cukup efektif sehingga tidak ada keberingasan supporter, bentrok antar pendukung dengan saling lempar dan merusak. Bahkan pelecehan terhadap perempuan juga terhindarkan karena ada aturan agar tidak memakai pakaian yang membuka bagian-bagian sensitif di arena pertandingan.

Tersebarnya nilai-nilai kemanusiaan  

Nilai-nilai kemanusiaan yang diinspirasi oleh Islam benar-benar tampak. Tersebarnya kebaikan bisa ditemukan di hampir semua tempat. Pemilik café atau restoran menempelkan berbagai tulisan yang diambil dari Al-Qur’an dan hadits sehingga orang-orang non-muslim mengenal ajaran Islam secara langsung. Suara adzan dan bacaan Al-Qur’an juga terdengar di mana-mana, sehingga tamu dari berbagai negara bisa mendengar syiar-syiar Islam dari dekat.

Identitas Islam telah ditunjukkan Qatar ketika menolak kedatangan pesawat yang membawa simbol atau bendera LGBT. Penolakan terhadap LGBT merupakan refleksi atas ajaran Islam yang melarang hubungan sesama jenis. Ketegasan Qatar dalam menolak simbol LGBT merupakan dakwah Islam yang sangat efektif, tanpa harus melakukan tindakan kekerasan.

Sikap ini jelas sebagai refleksi atas tertanamnya nilai-nilai Islam yang menginginkan hidup normal yang jauh dari pola hidup menyimpang yang berpotensi besar mendatangkan bencana.

Qatar memang bukan menjadi juara dalam arti masuk final dan mengalahkan negara lain. Namun Qatar merupakan pemenang sejati karena berhasil menunjukkan nilai-nilai Islam kepada orang-orang non-muslim.

Qatar telah berhasil mengubah opini dunia yang menstigma Islam sebagai agama penghancur peradaban dunia. Barat bukan tidak mengetahui Islam, tetapi mereka sengaja mengubah opini Islam untuk dijadikan musuh bersama. Qatar telah mengubah pandangan dunia bahwa Islam bukanlah ancaman, tetapi justru sebagai elemen utama untuk mewujudkan peradaban dunia yang damai dan berkeadilan.

Islam yang selama ini digambarkan sebagai agama perusak peradaban, tetapi pelayanan Qatar yang demikian ramah dan manusiawi berhasil membalikkan opini itu. Qatar menampilkan Islam yang beradab dan pusat tersebarnya kebaikan. Kalau Barat menyebarkan ketakutan terhadap Islam, tetapi masyarakat awam Barat yang datang ke Qatar justru mendapati Islam sebagai agama damai, penduduknya toleran, pemimpinnya welcome terhadap perbedaan.

Qatar telah menorehkan tinta emas karena berhasil membuat citra Islam sangat harum. Bisa jadi sepulang dari Qatar, warga Barat yang datang ke Qatar bisa melihat Islam secara jernih tanpa terpengaruh oleh kepentingan terselubung elite Barat.

Mereka yang tahu Islam di Qatar, bisa jadi akan berempati dan bersimpati kepada Islam. Prestasi besar Qatar akan tercatat dalam tinta emas karena telah mengubah pandangan dunia (worldview) Barat yang selama ini beropini buruk terhadap Islam.

Bibit-bibit kedamaian yang bersumber pada Islam telah ditunjukkan Qatar, sehingga menjadikan penduduk dunia dekat dengan Islam. mereka telah belajar Islam dari dekat. Qatar merupakan representasi negara yang menampilkan identitas Islam. Qatar rela menghabiskan dana yang sangat fantastis untuk menampilkan Islam yang rahmatan lil alamin.

Surabaya, 17 Desember 2022
Dr. Slamet Muliono R.
Dosen Prodi Pemikiran Politik Islam
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
UIN Sunan Ampel Surabaya

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment