Suaramuslim.net – Salah satu hal paling mendasar yang harus kita kuatkan dalam hati, dalam menempuh perjalanan hidup yang singkat ini adalah soal niat. Ya, niatlah yang akan menentukan diterima atau tertolaknya suatu amalan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (H.R. Bukhari Muslim)
Sebanyak dan sebaik apapun amal itu dilakukan, bila ia tidak diikhlaskan karena Allah, maka akan menjadi sia-sia. Apabila amal itu disertai ikhlas, maka ia akan mendatangkan cahaya di dalam hati yang membuat si empunya hati merasa lapang dan tenang. Sedangkan bila tidak, maka hati itu tetap tidak menerima cahaya apa-apa dari hijarahnya atau ibadahnya.
Kebanyakan orang meyakini, bahwa dalam hidup ia harus berjuang meraih semua keinginannya dengan berusaha keras, membanting tulang hingga tetes darah penghabisan. Padahal tuntunan agama menjanjikan berbagai kemudahan atau kesuksesan akan datang menghampiri jika dalam ikhtiarnya, manusia berhasil bersyukur, menikmati prosesnya dan menyerahkan segala urusan dan kepentingan hanya kepada Allah semata. Inilah kompetensi ikhlas.
Beberapa tips merawat password ikhlas menurut Erbe Sentanu dalam bukunya Quantum Ikhlas di antaranya adalah:
- Perbanyak memberi maaf kepada orang lain dan diri sendiri. Serta memohon ampun atas ketidaksengajaan (kebiasaan) kita menyalahkan Tuhan. Karena ikhlas berasal dari hati yang lapang, tidak menyimpan dendam dan sepenuhnya ridho akan ketentuan Allah SWT.
- Perbanyak rasa pengakuan dan kepercayaan dari diri sendiri dan memberi pujian kepada orang lain. Pelihara keyakinan bahwa setiap orang diciptakan Allah dengan potensi berbeda agar dapat saling belajar dan melengkapi.
- Bergaul dengan orang-orang yang beroperasi di zona keikhlasan. Kepada siapa kita berteman, pasti akan berpengaruh kepada sikap dan karakter yang kita miliki. Ingat pesan Rasul, bergaul dengan penjual minyak wangi kita akan terkena bau harum. Bergaul dengan pandai besi kita akan terkena bau asap. Maka memilih teman dan lingkungan yang baik sangat diperlukan agar keikhlasan dapat tetap terjaga.
Percayalah bahwa segala sesuatunya disediakan Tuhan dalam jumlah yang selalu cukup, untuk siapa pun dalam jumlah melimpah.Perbanyak kalimat syukur, hindari mengeluh. Karena ketika mengeluh kita melepaskan getaran negatif ke alam semesta yang akan menarik hal-hal negatif ke dalam hidup kita. Begitu pula sebaliknya. Perhatikan betul kata-kata yang kita ucapkan dan yang tidak terucapkan, yang masih berupa lintasan hati.
Ikhlas berarti menyerahkan seluruh hidup hanya kepada Allah semata. Di mana segala urusan dan kepentingan sudah kita kembalikan kepada-Nya. Sehingga hanya kepentingan-Nya lah yang senantiasa memancar dan mengalir dari hati kita. Wallahu a’lam bishawab.