Suaramuslim.net – Karna ku selow sungguh selow
Sangat selow tetap selow
Santai santai jodoh gak akan kemana
Karna ku selow sungguh selow
Sangat selow tetap selow
Santai santai ku yakin Tuhan berikan gacoan
Bagian reffrein lagu ini mungkin sering kamu dengar belakangan ini. Lagu Selow dinyanyikan pertama kali oleh Wahyu Ramdani pada 2017 ini kemudian dipopulerkan oleh Via Vallen pada 2018. Lagu yang bertema jodoh ini bernada menghibur diri bahwa kudu tetap bersikap tenang meski pasangan hidup belum datang. Sejatinya, jodoh itu sama-sama rahasia ilahi sebagaimana rezeki dan usia manusia. Allah yang tahu pasti. Sebagaimana rezeki, jangan hanya selow, jodoh harus diperjuangkan
Karena sama-sama rahasia ilahi, maka tugas manusia hanya berusaha. Sama dengan rezeki. Jika kita tidak bekerja, kita tidak akan tahu dimana dan kapan Allah meletakkan rezeki kita. Rezeki kita sudah ada, tugas manusia mencarinya. Bahkan sering kali rezeki itu medekati kita dan kita hanya menjemput saja, bukan mencari. MIsalnya kita makan ikan tuna padahal ruang makan kita jauh dari laut. Itu artinya ikan tuna itulah yang mendekati kita dan tugas kita hanya berusaha makan dengan jalan yang halal. Demikian pula jodoh. Jangan hanya selow, jodoh harus diperjuangkan.
Agar tidak hanya terpaku pada sikap selow yang salah kaprah, ada baiknya kita mencari jodoh atau lebih tepatnya menjemput jodoh kita. Berikut ini beberapa alasan jangan hanya selow, jodoh harus diperjuangkan:
1. Dengan berjuang mencari jodoh, kamu akan tahu tipe seperti apa yang akan cocok dengan kamu.
Ibarat computer, maka spec seperti apa jodoh yang kamu harapkan. Maka kita akan bergaul dengan orang-orang yang mendekati spec kita itu. Misalnya kamu ingin mendapatkan jodoh yang gemar menghafalkan Al Quran, maka hendaknya kamu pun bergaul dengan mereka itu. Begitu sebaliknya.
Memang ada beberapa fakta bahwa tidak semua yang kita harapkan bisa Allah wujudkan 100 persen. Namun setidaknya yang kita raih tidak jauh dari harapan yang kita canangkan.
2. Bisa jadi Allah sudah menetapkan jodohmu, tapi karena kurang berusaha maka jodohmu jadi tertunda terus.
Coba saja kamu menganggur saja tanpa bekerja, tentu kamu tak akan mendapatkan apa-apa. Begitu dengan jodoh. Bisa jadi Allah telah menentukan siapa jodohmu. Namun karena kamu tidak berusaha sungguh-sungguh, maka momen terwujudnya ikatan pernikahan kamu dengan si dia jadi tertunda. Bisa juga, itu karena kamu enggan berjuang dan malas berusaha.
3. Perlunya memahami calon suami atau calon istrimu agar lahir kemantapan dalam hati.
Selalu ada perilaku ekstrem dalam perbuatan manusia. Termasuk dalam usaha mencari jodoh. Ada yang melakukan pendekatan kepada cewek hingga kebablasan. Tidak hanya pendekatan, tapi malah melakukan perilaku seks pranikah alias dosa besar bernama zina. Naudzu billah. Bagaimana rumah tangga bisa berkah nantinya jika diawali dengan dosa?
Inilah ektrem ke kiri. Pendekatan antara sejoli yang melanggar batas-batas agama dan moral. Yang bijaksana adalah mengenal seberapa baik si dia dalam hal amal ibadah sehari-hari. Jika si dia membiasakan ibadah sholat wajib, insya Allah dia layak kamu sanding di pelaminan. Dia punya hubungan yang hangat dengan orang yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, maka dia pantas kamu ikat dalam ijab qabul.
Memahami sifat dia ini tidak harus dengan hang out berduaan. Hang out berduaan sebelum akad nikah adalah perbuatan mendekati zina. Ini sangat dilarang. Kamu bisa mengenali sifatnya dengan mengorek keterangan dari keluarga dekatnya dan rekan kerja atau teman akrabnya. Ini cara lebih moderat dan lebih terjaga dari dosa zina.
Di zaman Nabi Muhammad, pernah terjadi cara yang ekstrem ke kanan. Si ayah atau wali langsung menikahkan anak perempuannya dengan seorang pria meskipun si pria ini belum melihat sekalipun mempelai wanita. Tanpa babibu, mempelai pria ini langsung saja ijab qabul dengan si ayah.
Sahabat Nabi itu telah meminang wanita tanpa melihat wajah si wanita sekalipun. Mughirah bin Syu`bah nama sehabat itu. Kemudian Nabi saw. berpesan kepadanya,”Lihatlah dia! Karena melihat itu lebih dapat menjamin untuk mengekalkan kamu berdua.” Kemudian Mughirah pergi kepada dua orang tua perempuan tersebut, dan memberitahukan apa yang diucapkan Nabi, tetapi tampaknya kedua orang tuanya itu tidak suka. Si perempuan tersebut mendengar dari dalam biliknya. Kemudian ia mengatakan, “Kalau Rasulullah menyuruh kamu supaya melihat aku, maka lihatlah.” Mughirah menurutkan, “Lantas saya melihatnya dan kemudian menikahinya” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Tarmizi dan ad-Darimi).
4. Kamu tetap berusaha agar nantinya tidak dirundung penyesalan yang mendalam
Meski belum mendapatkan jodoh, tentu beda sikap antara orang yang tetap berusaha dengan orang yang tidak mau move on. Usaha yang dilakukan secara sungguh-sungguh tentu menambah semangat seseorang dalam menjalani tahap demi tahap kehidupan. Karena jodoh adalah salah satu di sekian banyak misteri Tuhan. Setidaknya kamu telah dan terus akan berusaha.
5. Bahwa berjuang mencari jodoh adalah bagian dari ibadah asalkan dengan cara agamis.
Menikah adalah termasuk ibadah jika diniati mengikuti jalan hidup Nabi saw. Maka segala sesuatu terkait dengan nikah maka itu pun bisa bernilai ibadah asalkan tidak menyimpang dari batasan agama. Mulai dari membuka jaringan pertemanan, bergaul dengan orang sholeh, ikut kajian pranikah, bersilaturahim dengan sanak kerabat hingga proses taaruf sampai dengan tahap lamaran dan ujungnya akad nikah. Insya Allah semua itu akan bernilai ibadah jika niat kamu untuk mengikuti sunnah Nabi saw. serta tidak menggunakan cara-cara yang menimbulkan dosa.
Penulis: Oki Aryono
Editor: Muhammad Nashir