SURABAYA (Suaramuslim.net) – Musim hujan yang sebentar lagi terjadi di Indonesia benar-benar menjadi perhatian khusus Badan Kemaritiman Nahdhatul Ulama (BKNU) Jawa Timur untuk menyiapkan garam Jawa-Madura agar menjadi solusi dan memenuhi kebutuhan maayarakat.
Hal ini dilakukan agar Indonesia tidak terus menerus menjadi negara pengimpor.
“Setiap tahun, Indonesia selalu impor garam. Hal ini menyakiti hati kami sebagai warga negara dengan laut terbesar. Apalagi, garam pangan impor, itu sangat menyakitkan,” ujar Mahmud Mustain, selaku ketua BKNU saat menggelar konferensi pers di Lobi Kantor PWNU Jawa Timur Lt. 2 Surabaya, Rabu (4/9).
Senada dengan hal tersebut, Sekretaris BKNU, Nur Syahroni, mengatakan seharusnya impor sedari dini disiasati dengan menyiapkan garam seawal mungkin.
“Impor garam selalu terjadi karena beberapa hal, tata kelola garam Indonesia yang kurang baik, terutama stok. Terkadang kita lihat stok di pasar dan di himpunan garam tidak sesuai. Stok di himpunan banyak, nah di pasar kok malah impor, ini yang seharusnya diinisiatif sejak awal,” tambahnya.
Syahroni yang juga peneliti asal Institut Tekonologi Sepuluh Nopember ini mengakui bahwa garam belum menjadi produk strategis sehingga belum bisa ada dasaran harganya.
“Garam belum ada harga dasar pastinya, berbeda dengan gabah/beras, makanya beras bisa dipatok harganya, sedangkan garam belum ada,” tegasnya.
BKNU lembaga yang menjadi tangan kanan Pimpinan Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) ini sangat berharap kepada pemerintah agar membentuk lembaga independen khusus menangani masalah garam di Indonesia.
“Solusinya sebenarnya harus dibentuk lembaga independen yang menangani permasalahan garam. Mulai penelitian, penjualan, stok, dan segala hal tentang garam yang diisi orang-orang ahli dan ilmuan agar garam di Indonesia tidak lagi impor, selain itu garam di Indonesia menjadi komoditi yang diperhitungkan,” pungkasnya.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir