Suaramuslim.net – Hampir semua pengguna akun media sosial pasti pernah berselancar (stalking) profil pengguna lainnya. Menariknya, bagi sebagian orang, kebiasaan itu justru mendatangkan berkah, karena berhasil bertemu jodoh. Masih ingat dengan kisah cinta selebgram muda Natta Reza bukan? Mantan personil band itu menemukan pasangan hidup melalui Instagram, lho! Musisi sekaligus motivator kondang itu merasa takjub dengan tulisan bio sang istri, Wardah Maulina, yang berbunyi “Cita-cita ingin nikah muda”.
Berikut beberapa kebiasaan yang dilakukan oleh mereka para pencari jodoh melalui akun media sosialnya. Mungkin sebagian dari kebiasaan itu sudah kamu praktikkan juga, kan!
Membaca profil
Agaknya ini kebiasaan pertama yang dilakukan seseorang ketika menjelajah di laman akun orang lain. Atau bisa jadi ketika ada notifikasi masuk dari seseorang yang kebetulan menyukai postingan (like status), kita mungkin iseng melihat profil orang tersebut. Informasi yang tersaji dalam laman profil bersifat umum. Di antaranya nama, foto profil, alamat atau asal, profil pendidikan dan bio.
Mengecek unggahan terdahulu
Setelah melihat profil, kebiasaan selanjutnya yang dilakukan seseorang adalah mengecek unggahan terdahulu. Biasanya mereka akan melakukan scrolling bahkan hingga ke unggahan paling awal. Dengan begitu si stalker (orang yang kerjaanya mencari tahu) akan memperoleh gambaran lebih lengkap mengenai kepribadian calon pasangannya. Seperti gaya hidupnya, prinsip hidup, pandangan politik, topik yang diikuti, keahlian yang dimilikinya, dan sebagainya. Melalui story unggahan di akun medsos, para pencari jodoh setidaknya mengenali sosok calon pasangan yang diincarnya, apakah dia seorang muslim sejati, cendekiawan, atau punya jiwa sosial tinggi.
Membuka koleksi foto
Pada dasarnya koleksi foto masuk dalam unggahan terdahulu. Karena biasanya setiap unggahan status diikuti dengan foto, gambar atau video. Hanya saja, ada medsos yang menyediakan album koleksi foto, seperti di facebook dan twitter. Kelebihan album foto di facebook, kita juga bisa melihat tambahan koleksi foto yang ditautkan oleh pihak ketiga. Ini juga bisa menambahkan referensi si pencari jodoh itu terkait dengan profil teman atau koneksi yang diikuti oleh calon pasangannya.
Scanning daftar pertemanan
Daftar teman baik yang diikuti atau yang mengikutinya kebanyakan berbanding lurus dengan karakter dan isi postingan si pemilik akun. Artinya bahwa jika si pemilik akun itu orang yang punya spiritualitas baik, dia pasti akan mengikuti akun yang mengarah pada kajian religi, para tokoh agama, motivator spiritual dan lainnya. Meski demikian, bukan berarti daftar teman dari si pemilik akun yang memiliki spiritual bagus itu terbebas dari akun-akun nyeleneh atau istilah populernya akun gokil. Hanya saja kita bisa melihat dari jaringan teman mana yang punya intensitas tinggi alias lebih sering berinteraksi. Bisa jadi pemilik akun yang profilnya super gokil itu merupakan teman semasa SDnya dulu.
Selalu update unggahan dari beberapa medsos
Merujuk pada data yang pernah dipublikasikan oleh Menkominfo, Indonesia termasuk negara dengan jumlah pengguna internet terbanyak di dunia, selain Amerika Serikat, dan India. Ini berarti satu pengguna atau satu orang memiliki 3 hingga 5 akun media sosial. Bahkan terkadang ada juga yang memiliki dua akun untuk jenis medsos sama. Seperti yang dilakukan oleh salah seorang teman yang berasal dari Kabupaten Sidoarjo. Dia mempunyai dua akun di facebook, yang satu akun riil dan sisanya akun fake (bohong) yang digunakanya untuk stalking segala hal terkait calon pasangannya.
Mengikuti informasi terbaru dari beberapa akun medsos paling tidak bisa memantapkan keyakinan terhadap calon pasangan. Bisa jadi isi unggahan yang dipublikasikan akan berbeda untuk tiap akun medsosnya. Ini seperti dikemukakan oleh pakar Ilmu Komunikasi bahwa medium is the message. Di akun Linkedin, pengguna akan memposting segala informasi terkait dunia kerja atau profesionalitas. Lain halnya dengan facebook yang terkadang kita jumpai curhatan seorang jomblo atau anak alay.
Kontributor: Siti Aisah
Editor: Oki Aryono