Kembali Gelar Daurah, JITU Tekankan Integritas Jurnalis Muslim

Kembali Gelar Daurah, JITU Tekankan Integritas Jurnalis Muslim

Ketua Panitia Dauroh Hilman dan Ketua Umum Jurnalis Islam Bersatu Muhammad Pizaro dalam Dauroh JITU Bandung (foto: JITU)

BANDUNG (Suaramuslim.net) – Jurnalis Islam Bersatu (JITU) kembali menggelar daurah penerimaan anggota pada Sabtu (5/5) di Pondok Pesantren Darut Tauhid Bandung mengangkat tema “Menjadi Jurnalis Muslim Berkarakter.

Rekrutmen kali ini diikuti 20 Jurnalis dari berbagi media; Elektronik, Televisi, Cetak maupun Radio. Ketua Panitia Hilman Indrawan mengatakan bahwa Dauroh JITU bukanlah hanya sekedar rekrutmen anggota baru JITU, melainkan upaya kaderisasi jurnalis muslim.

“Selain sebuah rekrutmen anggota (JITU), acara ini merupakan ikhtiar kaderisasi, kado bagi jurnalis yang masih memiliki idealisme yang mengakar,” kata Hilman dilansir Islamic News Agency

Sementara itu Ketua Umum JITU, Muhammad Pizaro menyampaikan bahwa JITU lebih menekankan kualitas jurnalis.

Pizaro juga mengungkapkan, bisa jadi JITU tidak memiliki anggota sebanyak organisasi jurnalis lainnya. Namun hal itu bukan  berarti mengecilkan JITU sendiri sebagai organisasi Jurnalis Muslim.

Jurnalis Muslim yang tergabung di JITU menurut Pizaro, sudah semestinya memiliki darah perjuangan. Pengutamaan tujuan transendental dibanding tujuan duniawi  kata Pizaro haruslah terpatri dalam hati setiap Jurnalis yang bergabung.

“Di sini (JITU) sebagai tempat perjuangan kita, yang mengutamakan akhirat dibanding tujuan duniawi,” ungkap Pizaro.

Pizaro juga mnegaskan bahwa pekerjaan Jurnalis adalah dakwah. Jurnalis terkadang lebih efisien dalam menyampaikan risalah dakwah karena jangkauan media massa yang masif.

Setiap sesi materi disampaikan dengan menarik oleh para pembicara. Ubaydillah Salman misalnya, Ketua Dewan Syura JITU itu memaparkan pembahasan soal kode etik jurnalis Muslim yang menurutnya telah mendapat apresiasi banyak pihak.

“Dalam menyusun kode etik, JITU berkonsultasi dengan ulama. Pasal-pasal yang terkandung di dalamnya pun seluruhnya bersumber dari Al-Quran dan hadits,” tutur Ubay.

Jurnalis senior yang biasa disapa Bang Ubay itu juga bercerita mengenai tawaran-tawaran menggiurkan yang disodorkan kepadanya ketika masih menjadi pemimpin redaksi majalah yang masyhur di tahun 90-an, Sabili.

“Dalam kode etik JITU, jurnalis Muslim tidak bisa menerima pemberian uang dari narasumber. Jurnalis Muslim harus punya integritas,” tuturnya.

Para peserta daurah pun tampak setuju dengan pesan Bang Ubay bahwa seorang jurnalis Muslim harus memiliki integritas dan tak tergiur hanya dengan iming-iming duniawi (uang, red).

Daurah yang berlangsung di gedung Daarut Tauhid, Gegerkalong, Bandung itu juga menghadirkan jurnalis senior lainnya.

Di antaranya redaktur kantor berita Anadolu Agency sekaligus Ketua Umum JITU Muhammad Pizaro, Redaktur Pelaksana Hidayatullah.com Cholis Akbar, jurnalis zona merah Arta Wijaya, dan jurnalis yang menjadi korban penembakan tentara Zionis di kapal Mavi Marmara Surya Fachrizal.

Sumber: Islamic News Agency (INA)
Editor: Ahmad Jilul Qur’ani Farid

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment