Kemenkeu: Postur APBN 2020 Fokus Peningkatan Kualitas SDM

Kemenkeu: Postur APBN 2020 Fokus Peningkatan Kualitas SDM

Kemenkeu: Postur APBN 2020 Fokus Peningkatan Kualitas SDM
Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 dengan tema "Efisiensi Pemanfaatan DIPA 2020" bertempat di Ruang Serba Guna, Gedung Utama Kemkominfo, Jakarta, Kamis (14/11). (Foto: FMB9)

JAKARTA (Suaramuslim.net) – Postur APBN 2020 fokus untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia terutama generasi muda agar siap menjadi Indonesia Maju di tahun 2045 nanti.

Hal ini disampaikan Dirjen Anggaran Kemenkeu Askolani dalam acara Forum Merdeka Barat 9 bertema “Efisiensi Pemanfaatan DIPA 2020” di Kemkominfo, Jakarta pada Kamis, (14/11).

Menurut Askolani, alokasi belanja negara untuk 2020 direncanakan sebesar Rp2.540,4 triliun. 2020 menjadi tahun pertama dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

Nantinya secara bertahap dapat mencapai sasaran-sasaran pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Maju pada 2045, yakni 100 tahun Indonesia Merdeka. Oleh karena itu, tema kebijakan fiskal 2020, APBN untuk akselerasi daya saing melalui inovasi dan penguatan kualitas SDM.

Untuk meningkatkan kualitas SDM itu, menurut Askolani ada anggaran yang besar yaitu untuk sektor Pendidikan sebesar Rp508,1 triliun dan sektor Kesehatan sebesar Rp132,2 triliun.

“Sektor pendidikan akan mengaplikasikan sejumlah program yang akan meningkatkan kualitasnya mulai dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), KIP (Kartu Indonesia Pintar) dari SD,SMP, SMA sederajat, KIP Kuliah, Beasiswa S-2/S-3 LPD, Dana Riset LPDP, Bangun/Rehab Kelas, hingga Bangun/Rehab Kampus,” paparnya.

Askolani menambahkan, sejumlah program yang akan dilaksanakan di sektor kesehatan antara lain; PBI (penerima bantuan iuran) melalui program JKN (jaminan kesehatan nasional) yang melingkupi 96.8 juta jiwa dengan nilai bantuan Rp48,8 triliun, penugasan tenaga kesehatan sebanyak 2700 orang ke daerah tertinggal, penurunan angka stunting untuk 260 kabupaten/kota, Penyediaan Makanan Tambahan (PMT) bagi 824.600 balita kurus, Penyediaan Makanan Tambahan bagi 466.450 ibu hamil kurang energi kronik (KEK), penambahan sarana, prasarana, dan alat kesehatan untuk FKTP (fasilitas kesehatan tingkat pertama) untuk 233 FKTP, dan imunisasi bayi usia 0-11 bulan bagi 1,8 juta bayi di seluruh Indonesia.

Sebagai penutup, Askolani memaparkan beberapa hal yang perlu diantisipasi pada tahun 2020. Pertama, pelemahan perekonomian global di tahun 2019 telah menyebabkan banyak negara mulai mengalami pelemahan bahkan resesi dan kemungkinan akan berlanjut di tahun 2020.

Kedua, momentum pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu terus dijaga dengan mengoptimalkan peran APBN sebagai instrumen counter cyclical dalam merespons kondisi perekonomian yang dihadapi.

Ketiga, iklim investasi harus terus dijaga dan ditingkatkan baik di tingkat pusat maupun daerah agar dapat mendorong kinerja investasi di dalam negeri di tengah melambatnya kinerja ekspor impor akibat pelemahan ekonomi dunia.

“Terakhir, sinergi kebijakan antar pemangku kebijakan (Pemerintah, Otoritas Moneter, Otoritas Jasa Keuangan dan sektor riil serta Pemda) perlu terus diperkuat untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya

Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment