Kenali Istidraj, Agar Tidak Jadi Orang Hina Di Akhirat

Kenali Istidraj, Agar Tidak Jadi Orang Hina Di Akhirat

Artikel ini disarikan dari program talkshow Mozaik Suara Muslim Radio Network.

Suaramuslim.net – Segala kesenangan dan kemegahan dunia seringkali membuat manusia silau hingga tenggelam sibuk dalam buaian kebahagiaan.

Sebagai mukmin yang memiliki jiwa bersih, hendaknya kita lebih jeli saat menghadapi keadaan-keadaan indah ini. Karena jika tidak menyadari, semua itu bisa berubah menjadi prahara.

“Realitanya tidak sedikit manusia yang terlena dengan kesenangan semu, bahkan melakukan dosa. Maka inilah yang disebut istidraj,” ujar Ustadzah Choliliyah Thoha, Lc., M.Ag dalam program Mozaik Suara Muslim Radio Network, Kamis (8/7/21).

Ustadzah Lia menjelaskan, istidraj diambil dari kata dasar Bahasa Arab ‘daroja’ yang artinya tingkatan. Tapi, kalau istidraj yang diberikan Allah untuk manusia, artinya bukanlah menaikkan derajat. Namun justru “jebakan” dari Allah.

“Istidraj merupakan hukuman dari Allah untuk seorang hamba. Banyak orang melihatnya sebagai kenikmatan, tapi itu justru hukuman dari Allah karena terus menerus melakukan kemaksiatan,” imbuhnya.

Sering kita merasa heran “kok enak banget, sering maksiat tapi bergelimang harta dan nggak diberi azab oleh Allah?”

“Ingatlah bahwa itu sesungguhnya istidraj dari Allah,” jelas ibu tiga anak ini.

Ada satu kisah di dalam Al-Qur’an yang sangat berkaitan erat dengan istidraj. Di dalam surah Al-Qolam, Allah memberikan satu kisah untuk dijadikan pelajaran. Yaitu kisah orang yang kebunnya selalu panen sukses besar, namun, di tahun berikutnya pemilik kebun diberi azab dengan rusaknya kebun karena terkena petir. Ternyata mereka mempunyai niat untuk sombong dan tidak mau berbagi.

“Inilah pelajaran untuk bahwasanya kita harus sering bermuhasabah. Karena istidraj ini sering tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, namun bisa dilihat oleh orang yang memiliki keimanan,” imbuh Ustadzah Lia.

Perhatikan diri kita, apakah semakin mendapat nikmat kita semakin taat atau semakin terlena? Maka berhati-hatilah bila kita bergelimang harta namun masih sering bermaksiat, bisa jadi itu istidraj dari Allah.

Sebuah riwayat dari Utbah bin Amir menyebutkan, “Apabila Anda melihat Allah memberi kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia terus melakukan kemaksiatan. Maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.”

Balasan dari Allah itu memiliki dua kemungkinan. Yakni balasan di dunia dan balasan di akhirat, dan istidraj ini sangat hina sifatnya. Allah melenakan mereka dengan memberinya banyak kenikmatan dunia hingga ia terlupa akan akhirat. Namun di akhirat ia akan diberi azab yang sangat pedih. Naudzubillah.

Kita sebagai muslim hendaknya banyak-banyak bermuhasabah. Sudahkah kita melakukan kewajiban-kewajiban sebagai umat muslim? Sudahkah kita banyak-banyak bersyukur atas segala nikmat-Nya? Sering-seringlah berdoa dan meminta ampunan kepada Allah, sebab, itu bagian dari amal saleh yang bisa membantu menghapus dosa-dosa kita dan terhindar dari istidraj.

Kontributor: Sarah Syahida
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment