Dulu, sekitar 15 tahunan yang lalu, mencari masjid yang ramah i’tikaf di Surabaya hanya bisa didapatkan di masjid-masjid besar. Tidak jarang kalau kita agak memaksa i’tikaf, pasti diusir dan dikunci pintu masjidnya. Hari ini hampir semua masjid di perumahan-perumahan dan di kampung-kampung semarak dengan kegiatan i’tikaf komplit dengan sajian sahur yang sudah siap sedia dalam jumlah yang tidak sedikit.
Dulu, musholla pertokoan/mal identik dengan space kosong di bawah tangga, pengap, panas dan karpet kusam. Hari ini mal-mal itu saling berlomba mempercantik masjidnya dengan space yg memadai, lengkap dengan AC, dan karpet empuk serta harum, sebagiannya menyelenggarakan Shalat Jumat secara rutin.
Dulu, pengajian/kegiatan keagamaan hanya identik dengan duduk, mendengarkan ceramah,ngantuk dan ingin segera bubar plus mereka yang datang identik dengan anak yang sudah “alim” dari sononya.
Hari ini pengajian sudah bisa diterima oleh anak muda komunitas scooter, skateboard, dan penghobi lainnya. Sorenya ngabuburit sambil salto dan jungkir balik, malamnya bisa menangis tersedu-sedu mengamini doa syahdu sang ustadz yang tidak kalah gaulnya sama mereka. Tapi gelar Lc di belakang namanya.
Dulu, baca shalawat hanya terdengar di acara-acara pengajian. Hari ini shalawat bergema di semua perkantoran dan pusat perbelanjaan. Karena “aransemen” yang lebih berani dan tak melulu sarungan.
Dulu… masih banyak lagi lainnya.
Saya kembali teringat dengan salah satu teori yang pernah saya dengar dari salah seorang guru saya sekitar 15 tahunan yang lalu yang disebut sebagai teori Butterfly Effect. Istilah yang pertama kali dipakai oleh Edward Norton Lorenz ini merujuk pada sebuah pemikiran bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil secara teori dapat menghasilkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian.
Insyaallah perkembangan positif dakwah hari ini adalah akumulasi dari “kepakan sayap” pelaku-pelaku dakwah di masa-masa sebelumnya, So… jangan pernah putus asa berbuat baik dan mengajak kepada kebaikan. Karena kita tak pernah tahu, kapan “angin tornado” itu akan tiba.
Penulis: Eric Kurniawan*
Editor: Oki Aryono
*Pemerharti dunia remaja
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net