Ketika Emil Dardak dan Para Tokoh Mendadak Jadi Penyair di Pagelaran Puisi

Ketika Emil Dardak dan Para Tokoh Mendadak Jadi Penyair di Pagelaran Puisi

Sesi foto bersama sejumlah tokoh dan civitas akademika UNUSA, foto: TeguhImami/Suaramuslik.net

SURABAYA (Suaramuslim.net) – Pagelaran puisi yang dimeriahkan oleh sejumlah tokoh berakhir meriah. Acara yang berlangsung di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), lantai 9, Kampus B Jemursari, Kamis (14/11) malam ini membuat para penonton terkesima.

Kegiatan yang digagas oleh RRI dan berkolaborasi dengan Unusa kali ini mementaskan beragam judul puisi. Sejumlah potret kehidupan yang tengah dialami masyarakat Indonesia dan perjuangan pahlawan hadir di sana. Para penonton antusias menyimak puisi-puisi tersebut.

Istimewanya dalam kesempatan itu, Wagub Jatim Email Dardak juga membacakan puisi. Meski sempat grogi, karena suami Arumi Bachsin ini mengakui baru pertama kali menyampaikan puisi dengan cara profesional di hadapan ratusan penonton.

Meski begitu, penyampaian puisi Emil mendapat sanjungan dari para penonton.

“Saya senang sekali bisa menjadi bagian acara kali ini. Walaupun di satu sisi, saya tidak bisa baca puisi. Tadi agak gugup dapat tugas mendadak dari ibu Khofifah (Gubernur Jatim). Seingat saya, ini pertama kali baca puisi semi profesional,” kata Emil dengan senyuman.

Bahkan musikalisasi puisi yang dibawakan mantan boss Jawa Pos, Dahlan Iskan juga turut mencuri perhatian para tamu undangan.

Selain disemarakkan dengan kehadiran para penyair ternama, juga tidak ketinggalan adalah kehadiran musisi jazz. Musisi jazz bernama Enharomanic Entertainment Orchestra itu pun, berhasil membuat decak kagum penikmat puisi yang hadir.

Sebelum pembacaan puisi para tokoh nasioal ini, juga ditampilkan parade puisi oleh 7 kelompok anak muda terdiri dari 35 orang. Mereka dari Unitomo, SMKN 12, UIN Sunan Ampel, Bengkel Muda Surabaya, Teater Api, dan Unusa. Penampilan terbaik juga mendapatkan apresiasi khusus.

Direktur Utama LPP RRI, M. Rohanudin mengatakan tujuan kegiatan parade puisi ini mengusung tema kepahlawanan dan nasionalisme agar bisa menguatkan persatuan bangsa dan toleransi.

Kegiatan ini, sekaligus untuk mengenalkan kembali RRI sebagai media radio di kalangan anak muda. Di tengah era digitalisasi, RRI tetap hadir memberikan informasi yang sehat.

“Anak-anak milenial sangat penting dan mereka pencinta digitalisasi. Jadi berita siaran RRI tidak boleh membangun kegaduhan. Akan tetapi membangun keteguhan bagi masyarakat Indonesia,” ujar M. Rohanudin.

Sementara Kepala Humas dan Marketing Unusa Mohammad Ghofirin menyampaikan, kegiatan terebut merupakan kolaborasi Unusa dengan RRI guna menyemarakkan Hari Pahlawan.

Menurut Ghofirin, acara semacam ini, bagi Unusa sebuah anugerah. Sebab pihaknya haus akan kolaborasi untuk membangkitkan semangat anak muda, terutama mahasiswa Unusa.

“Melalui malam pagelaran puisi dengan tema Semangat Pahlawan untuk Indonesia lebih Bertoleransi, Unusa sudah dari awal sebagai kampus rahmatan lil alamin. Tentu sebagai kampus rahmatan lil alamin, itu tidak jauh dari toleransi,” kata Ghofirin.

Oleh karenanya, lanjut dia, semua eleman masyarakat bisa bergabung dengan Unusa. Walau pun Unusa di bawah panji-panji Nahdlatul Ulama (NU), Unusa bukan hanya untuk muslim.

“Akan tetapi semua anak bangsa kami undang untuk memajukan bangsa Indonesia melalui pendidikan di kampus Unusa,” pungkas Ghofirin.

Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment