Kewajiban Muslim Menjaga Indonesia

Kewajiban Muslim Menjaga Indonesia

Kewajiban Muslim Menjaga Indonesia
Misbahul Huda (Dok. Pribadi)

Suaramuslim.net – Penjajahan Barat di Indonesia dari dulu hingga sekarang prinsipnya sama, 3G. Gold, mencari kekayaan. Glory, mencari kejayaan. Gospel, menyebarkan agama. Dulu penjajahan mereka disebut kolonialisme. Sekarang dikenal sebagai kapitalisme liberalisme. Pertanyaan besarnya, kenapa hingga sekarang harus Indonesia yang menjadi objek penjajahan?

Indonesia kaya sumber daya alam tapi tidak semua bisa dikelola. Minyak, coklat, dan banyak lainnya diekspor. Invasi ekonomi saat ini mencari objek seperti Indonesia yang dijadikan sapi perah sumber daya alam. Alasan kedua adalah sumber daya manusia yang begitu besar. Indonesia adalah pasar potensial yang bisa menjadi objek pemasaran. Apalagi masyarakat cenderung konsumtif dan rela berutang untuk sekadar mendapatkan barang sekunder bahkan tersier.

Masalahnya, tidak banyak yang menganggap hal ini adalah penjajahan baru di era milenial. Dulu saat penjajahan pra kemerdekaan, ada satu yang belum berhasil tuntas. Yakni Gospel. Menyebarkan agama untuk menghapus Islam. Faktanya, Indonesia sampai hari ini masih didominasi oleh masyarakat muslim setelah penjajahan 350 tahun. Sebab gerakan Gospel melahirkan pejuang-pejuang Islam untuk melawan. Perlawanan Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, fatwa jihad KH Hasyim Asy’ari, teriakan takbir Bung Tomo, dan lainnya menjadi warna dan bukti betapa Islam mengakar kuat di negeri ini.

Di era sekarang, umat Islam juga tetap menjalankan eksistensi sebagai penjaga negara. Saat ketimpangan sosial terlampau tinggi, invasi pekerja asing terlalu merendahkan masyarakat pribumi, keadilan yang sudah timpang, maka masyarakat muslim bergerak dalam wujud gerakan 212. Oleh sebab itu, kaum imperialis sadar bahwa penjaga Indonesia yang sebenarnya adalah umat Islam.

Dalam sudut pandang lain pada akhirnya disadari bahwa umat Islam adalah penghalang yang harus disingkirkan dengan cara yang sama seperti zaman kolonial. Diadu domba. Istilah lainnya, politik belah bambu. Satu diinjak, satunya diangkat.

Dalam Istilah KH Syukron Ma’mun ada dua cara Barat menghancurkan umat Islam. Pertama, membuat perpecahan di antara umat Islam. Kedua, menanamkan keraguan dalam diri muslim terhadap ajarannya. Lihat bagaimana friksi antar umat Islam di Indonesia sangat tajam. Antar golongan seperti dibenturkan. Yang satu merendahkan yang lain. Yang satu tidak terima hingga pada akhirnya terjadi saling cela. Semua adalah skenario agar kita tidak fokus menjaga Indonesia tercinta. Maka kewajiban kita tetap sama seperti masa pra 1945.

Menjaga Indonesia yang begitu indah dengan kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia agar dikelola oleh masyarakat sendiri, agar menjadikan Indonesia sejahtera. Agar menjadikan Indonesia merdeka.

Hakikatnya, Islam hadir sebagai pembebas penjajahan dan perbudakan. Penghalang penjajahan dalam bentuk apa pun. Karena itu dianggap musuh sehingga harus dimarjinalkan. Disudutkan menjadi tak berdaya. Saatnya bergerak menjaga Indonesia melalui Pemilihan Umum serentak tahun 2019. Pilihlah sahabat-sahabat seiman dan seperjuangan yang jelas punya pemihakan. Jika asal pilih atau karena iming-iming uang, kamu menyerahkan urusan negeri ini kepada orang-orang yang justru merusak bangsa.*

*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment