Suaramuslim.net – Mood seseorang tidak selalu bisa stabil, bisa berubah-ubah setiap saat. Mood sangat berpengaruh dengan keadaan, lingkungan, dan kesehatan. Di antaranya kesehatan jantung, hati dan daya tahan tubuh.
Mood juga berhubungan dengan penampilan wajah serta pembawaan diri seseorang.
Seringkali kita mendengar kata-kata mood, seperti badmood, swing mood, ataupun moodbooster.
Mood sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Inggris yang artinya suasana hati. Dalam agama Islam menyebut hati sebagai qolbun, karena hati mudah berpaling dan mudah terbolak-balik.
Kita tahu hati ini mudah berpaling, oleh karena itu meminta kepada Allah Sang Maha Pembolak-bolak hati untuk menguatkan hati ini terhadap agama Allah. Ada doa untuk hati ini “yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik wa ‘ala tho’atik, wa ‘ala mahabbatik”.
Sebelum dunia psikologi membahas tentang mood. Islam terlebih dahulu membahasnya.
Rasulullah sudah mengingatkan dalam salah satu hadis yang sering kita dengar “ketahuilah dalam diri kita ini ada segumpal daging, bila yang segumpal itu baik, maka baiklah seluruh fisiknya. Namun bila segumpal itu jelek, maka jeleklah seluruhnya.”
“Itu menunjukkan bahwa bila mood kita bagus, hati kita gembira, otomatis tubuh kita juga akan merespons dengan baik. Tapi kalau mood kita buruk, tertekan, pastinya juga akan berimbas buruk bagi fisik kita. Di situlah pentingnya kita menjaga mood ini agar tetap bagus.” Jelas Ustadzah Siti Fauziah dalam progam Mozaik Suara Muslim Radio Network, Senin (2/8/21).
Diskusi tentang mood membuat kita perlu waspada. Jika saat ini sering sakit-sakitan, mudah lesu, bisa jadi bukan karena fisik, melainkan ada beban dari sisi psikologis yang berpengaruh pada kesehatan. Oleh karena itu, perlu kita kenali penyebab badmood itu sendiri.
Kita perlu punya radar, dan deteksi diri untuk mengenali mood kita. Dengan tahu penyebabnya, kita dapat meminimalisir terjadinya suasana hati buruk karena yang bisa mengontrol suasana hati adalah diri kita sendiri.
Hanya saja, setiap orang memiliki warna emosi yang berbeda-beda. Ada yang emosinya stabil, tapi ada juga yang gampang berubah mood-nya. Rata-rata badmood itu dipengaruhi oleh dua hal, konflik dan sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi.
“Mood itu bisa menular. Ketika mood kita sedang bagus, ketemu orang yang sedang badmood, bisa saja tiba-tiba kita ikutan badmood. Begitu pula dengan suasana rumah. Saat kita melihat rumah berantakan, maka akan mempengaruhi mood kita juga.” Ujar Founder Open Mind Coaching and Consulting EduParenting Coach itu.
Kenyamanan, kebahagiaan, kesyukuran, itu sangat berpengaruh pada kualitas kesehatan. Salah satu penyebab sakit itu dipicu oleh ketidaknyamanan psikologis yang tidak bisa tersalurkan. Harus ada ikhtiar yang seimbang, antara mengobati fisik, dan psikologis juga kita perbaiki.
“Sejatinya, kita ini psikolog bagi diri kita sendiri. Allah telah memberi bantuan melalui tilawah kita, zikir kita, salat, dan aktivitas keagamaan lain. Itu bagian dari bagaimana kita memperkuat perasaan bahagia dalam diri kita,” papar Ustadzah Fauziah.
Oleh karena itu, imbuhnya, perlu kita perkuat keyakinan bahwa setiap kita mendapatkan kesulitan selalu ada kemudahan yang Allah persiapkan.
Sebagai umat muslim harus selalu yakin, dalam setiap dinamika kehidupan, pasang surutnya hidup, semua sudah dalam kehendak baiknya Allah.
“Kita perlu berprasangka baik kepada Allah tetapi itu tidak mudah. Butuh istiqamah, ikhtiar, dan tawakkal agar hanya prasangka baik saja yang kita berikan kepada Allah,” pungkasnya.