Suaramuslim.net – Nama lengkap sahabat Abbad adalah Abbad bin Bisyr bin Waqqosy ra. Abbad adalah salah satu sahabat nabi dari golongan sahabat Anshor yang berasal dari suku ‘Aus keturunan Bani Asyhali.
Sahabat Abbad masuk islam di kota Madinah setelah Rasulullah saw. mengutus sahabat Mush’ab bin Umair. Abbad juga selalu mengikuti perang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari mulai perang Badar, Uhud bahkan hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat.
Kisah awal mula sahabat Abbad mendapat julukan “Pemilik Tongkat Cahaya” terangkum dalam sebuah musnad Imam Ahmad dari Anas bin Malim ra.
“Bahwa Usaid bin Hudhair dan Abbad bin Bisyr menemani Rasulullah saw pada suatu malam. Kemudian mereka keluar meninggalkan beliau. Tiba-tiba tongkat salah seorang dari mereka memancarkan cahaya terang sehingga mereka dapat berjalan diterangi cahaya itu. Saat keduanya berpisah, tongkat mereka masing-masing mengeluarkan cahaya”.
Sahabat Abbad meninggal saat bergabung dengan pasukan Khalid bin Walid dalam memerangi musuh Allah yang mengaku sebagai Nabi, dia adalah Musailamah al-Kadzdzab dalam perang Yamamah (Perang yang terjadi pada masa pemerintahan khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq)
Karakter Sahabat Abbad bin Bisyr ra.
1.Sangat mencintai Rasulullah saw.
Rasa cinta yang dimiliki oleh sahabat Abbad tidaklah rasa cinta biasa, hal ini terlihat pada saat perang Dzatur Riqo. Setelah perang selesai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada para sahabat: “Siapakah yang mau berjaga malam ini?”. Tidak lama berselang sahabat Abbad bin Bisyr dan Amar bin Yasir langsung bangkit dan berkata: “Kami siap berjaga wahai Rasulullah”.
Saat mereka berdua berjaga, sahabat Amar memilih untuk tidur dahulu karena berjaga di akhir malam, dan meninggalkan sahabat Abbad yang menjaga di awal malam. Selang beberapa waktu datang seorang musyrik yang mempunyai rasa dendam atas luka yang dialami oleh istrinya saat perang.
Saat sahabat Abbad dalam keadaan sholat, orang musyrik tersebut melukai tubuh sahabat Abbad dengan melepaskan anak panah secara berulang-ulang. Dalam keadaan tubuh bersimpah darah, Sahabat Abbad tetap meneruskan sholat dan baru membangunkan sahabat Amar bin Yasir setelah beliau selesai sholat.
Sahabat Amar bertanya: “Subhanallah! Kenapa engkau tidak membangunkanku saat pertama kali kamu terkena panah?”
“Aku sedang membaca salah satu surat Al Quran dan aku tidak mau memutuskannya hingga aku selesai membacanya. Dan saat tubuhku terkena tancapan anak panah, aku tetap menyelesaikan sholatku dan baru membangunkanmu setelah aku selesai sholat. Demi Allah, jika tidak karena tugas berjaga yang diperintah oleh Rasulullah saw. niscaya jiwaku sudah lepas dari raga sebelum aku memutuskan atau menyelesaikan bacaanku”.
2. Istiqomah menjalankan Qiyamul Lail
Sahabat Abbad memiliki karakter mendisiplinkan qiyamul lail. Hal ini pun mendapatkan kesaksian dari Imam Abu Nu’aim al Ashfahani dengan mengatakan:
كان احد المتهجدين (معرفة الصحابة لأبي نعيم-4/ ١٩٢٧)
“Beliau sahabat Abbad adalah seorang sahabat yang ahli Tahajjud”
3. “Ngelaras” dalam Membaca Al Quran
Semua orang Islam pasti senang membaca atau mendengarkan Al Quran dengan mengikuti irama atau nada ulama-ulama Qurro’ dari Timur Tengah. Namun tahukah Anda bahwa ada yang lebih indah dari itu semua? Anda akan merasa lebih indah saat membaca Al Quran dengan cara “Ngelarase Ati” artinya membaca Al Quran dengan penuh penghayatan dan pangagungan. Hal inilah yang dilakukan oleh sahabat Abbad, hingga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri mendoakannya.
Semoga bermanfaat.
Kontributor: Mannatus Salwa
Editor: Oki Aryono