Kisah Mbah Khawati yang Uangnya Dicuri: Janda dan Sebatang Kara

Kisah Mbah Khawati yang Uangnya Dicuri: Janda dan Sebatang Kara

Mbah Kahwati, 73 tahun, penjual keliling yang uangnya raib dicuri, foto: Teguh Imami/Suaramuslim.net

Suaramuslim.net – Hidup di kota metropolitan tidak pernah mengenal tua maupun muda, kuat atau lemah. Siapa yang kuat dia merasa berkuasa, padahal hanya kepada Allah tempat bersandar.

Hal ini pula yang menjadi gambaran Mbah Khawati, ibu tua yang baru saja tertimpa musibah.

Rumahnya tepat di samping mall besar di Surabaya. Rumahnya sangat kecil, mungkin hanya bisa digunakan tidur, masak dan mandi. Jalan menuju rumahnya pun harus masuk gang kecil, di pojok gang.

Mbah Wati, begitu beliau kerap disapa. Ia harus merelakan sejumput hasil jualannya raib karena dicuri. Sudah sedikit, hilang lagi. Tak disangka, uangnya hilang saat ditinggal salat Zuhur di masjid.

Mbah Wati tidak lagi muda, tahun 1947 dia lahir, artinya sudah 73 tahun dia hidup di dunia. Di usia tersebut, saat orang-orang lainnya sudah pensiun dan menikmati masa senja, Mbah Khawati harus tetap jualan keliling untuk memenuhi hajatnya. Memenuhi kesehariannya.

“Uang saya hilang 45 ribu, dulu juga pernah hilang, dan kemarin juga hilang, uangnya saya taruh di rombong,” ujarnya saat ditemui Suaramuslim.net di rumahnya di Jl. Upajiwa, Jumat (13/3).

Jualannya tidak banyak, hanya gorengan dan kacang-kacangan. Kelilingnya juga tidak jauh, hanya di depan toko roti di daerah Dinoyo hingga ke masjid Dinoyo. Itu saja. Alasannya sederhana: jalannya sudah tidak kuat, dan sudah bungkuk.

“Saya sudah tidak kuat, sering juga dibantu orang-orang untuk menjalankan gerobak. Untuk untung juga tidak banyak, per gorengan saya hanya mendapat 200 rupiah, soalnya saya menjualkan punya orang lain,” ceritanya sambil sesekali kepalanya tertunduk.

Sehari Mbah Wati tidak pernah mendapatkan untung lebih dari 30 ribu. Hanya sekitar 20-25 ribu. Itu hanya cukup untuk kebutuhan sehari mengingat hidupnya sendiri.

“Saya hidup sebatang kara, suami saya meninggal tahun 2005, dan saya tidak punya anak. Ini saya tinggal di rumahnya kakak saya,” ceritanya

Namun setelah kehilangan tersebut, ibu Khawati ikhlas, berharap Allah SWT yang membalas semua.

“Ya ikhlas, Insyaallah akan dibalas yang terbaik oleh Allah SWT.” Pungkasnya.

Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment