Suaramuslim.net – Merokok tak hanya merusak tubuh. Namun, juga bisa membuat penggunanya kecanduan. Merokok memicu meningkatnya hormon dopamine yang berkaitan dengan rasa senang. Karena rasa senang yang ditimbulkan inilah yang membuat penggunanya kecanduan. Rokok herbal hadir sebagai “obat” para pecandu rokok. Lalu, apa sebenarnya rokok herbal itu ?
Rokok herbal dikembangkan oleh Abdul Malik, seorang praktisi pengobatan alternatif. Berawal dari rasa prihatin kepada para pasiennya yang lebih memilih berobat kepadanya daripada ke dokter. Ia-pun tergerak untuk menciptakan sebuah ramuan sekaligus untuk menciptakan lapangan kerja.
Melalui banyak usaha, ia akhirnya meracik ramuan herbal dengan komposisi 17 bahan herbal. Sebelum mendirikan perusahaan rokok herbalnya, ia menguji hasil ramuan tersebut ke Laboratorium Universitas Brawijaya Malang. Lalu, dari hasil pengujian ramuan tersebut menunjukkan kandungan tar sebesar 5 miligram dan nikotin sebesar 0,05 miligram lebih rendah kandungannya daripada rokok biasa. Namun, dengan hasil pengujian tersebut apakah berarti aman untuk dikonsumsi?
Dr. Kartono Muhammad selaku ketua TCSC-IAKMI (Tobacco Control Support Center – Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia) menyanggah tagline rokok herbal yang mengklaim bahwa rokok herbal menyehatkan. Ia berpendapat bahwa tagline mereka termasuk ke dalam penipuan dan kebohongan belaka.
Sementara itu, paparan hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet, dari Universitas Vienna menemukan bahwa rokok herbal menghasilkan karbon monoksida yang serupa dengan rokok biasa. Maka dari itu tentu tak jauh berbeda dengan rokok biasa, karena rokok herbal-pun juga mengandung tar dan nikotin.
Kemudian, Yayi Suryo dari Quit Tobacco Indonesia menyatakan bahwa rokok herbal juga mengandung tembakau dan tetap berbahaya bagi perokok dan orang-orang di sekitarnya, sehingga klaim rokok herbal itu sehat adalah sebuah penyesatan.
Di sisi lain, dr. Ernest Groman seorang dokter dari Universitas Vienna juga menegaskan bahwa rokok herbal juga berpotensi merusak kesehatan. Karena, rokok herbal juga menghasilkan zat karbon monoksida dan dalam konsentrasi yang lebih tinggi sehingga juga berpotensi menimbulkan kematian.
Diantara tanda-tanda keracunan zat karbon monoksida adalah sakit kepala, pusing, iritasi dan kesulitan bernapas. Karenanya, dengan gejala yang ditimbulkan tadi tentu para perokok harus berpikir kembali bahwa memang merokok tidaklah aman bagi dirinya maupun orang lain.
Kemudian, hal lebih lanjut dipaparkan oleh dr. John Moore-Gillon dari British Lung Foundation. Ia menyatakan bahwa dalam rokok bukan hanya zat nikotin yang berbahaya. Karena, penyebab dari banyaknya kanker paru dan empisema bukanlah nikotin, namun zat berbahaya lain yang terkandung dalam rokok.
Meskipun ada klaim rokok herbal yang tidak mengandung nikotin namun bahaya rokok tetaplah sama dan tidak berkurang karena rokok herbal juga mengandung zat berbahaya lain yang terkandung pada rokok pada umumnya. Ditambah lagi, jika ada perokok yang alergi terhadap salah satu bahan herbal tentu saja akan menimbulkan reaksi alergi yang parah.
Oleh karena itu, baik rokok biasa maupun rokok herbal sama sama memiliki bahaya. Tak hanya dari zat nikotin dan tar saja namun juga mengandung zat zat lain yang berbahaya untuk tubuh.
Kontributor: Ilham Prahardani
Editor: Oki Aryono