JAKARTA (Suaramuslim.net) – Setidaknya 500 ribu buruh dari berbagai elemen serikat pekerja akan mengikuti aksi May Day di seluruh Indonesia dalam peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) yang jatuh pada tanggal 1 Mei 2019. Demikian disampaikan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, di Jakarta, Rabu (24/04).
Khusus di Jakarta, kata Iqbal, KSPI akan menurunkan 50 ribu orang buruh ke Istana Negara. Aksi serupa juga akan dilakukan ratusan ribu buruh di kota-kota industri di seluruh Indonesia, seperti di Bandung, Lampung, Banjarmasin, Semarang, Surabaya, Medan, Batam, Makassar, dan sebagainya. Said Iqbal menyerukan agar aksi May Day dilakukan dengan tertib, damai, dan anti kekerasan.
“Setiap tahun kaum buruh di seluruh dunia memperingati May Day dengan melakukan aksi. Saya meminta aksi buruh dilakukan dengan tertib, damai, tidak ada kekerasan, dan jangan melanggar hukum,” tegasnya.
Sementara itu, tema utama peringatan May Day tahun ini adalah kesejahteraan buruh dan demokrasi jujur damai. Iqbal menyebut, tema ini diambil, karena pada dasarnya perjuangan serikat buruh adalah untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sementara itu, isu demokrasi menurutnya menjadi penting, karena pada tahun ini di Indonesia bertepatan penyelenggaraan pesta demokrasi.
“Selain pemilihan presiden, KSPI juga memberikan rekomendasi dan dukungan terhadap lebih dari 80 kader terbaik buruh dalam pemilihan legislatif dari berbagai partai politik. Oleh karena itu, kaum buruh sangat berkepentingan dengan demokrasi yang jujur dan damai,” lanjutnya.
Adapun isu yang akan disuarakan dalam aksi May Day adalah sebagai berikut:
1. Tolak upah murah – cabut PP 78/2015 – naikkan komponen KHL menjadi 84 item.
2. Hapus outsourcing dan pemagangan yang berkedok outsourcing.
3. Tingkatkan manfaat jaminan kesehatan dan jaminan pensiun.
4. Turunkan tarif dasar listrik dan harga sembako.
5. Tingkatkan kesejahteraan dan pendapatan guru dan tenaga honorer serta pengemudi Ojek Online (Ojol).
6. Tegakkan demokrasi yang jujur dan damai, khususnya dalam pemilihan Presiden RI 2019–2024.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir