Lima Negara Bertemu di Mesir untuk Bahas Libya

Lima Negara Bertemu di Mesir untuk Bahas Libya

Lima Negara Bertemu di Mesir untuk Bahas Isu Libya
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi (Kantor Kepresidenen Mesir - Anadolu Agency)

KAIRO (Suaramuslim.net) – Para menteri luar negeri dari Mesir, Prancis, Italia, Yunani, dan Siprus Yunani pada hari ini (8/1) berkumpul di Kairo, ibu kota Mesir guna membahas isu tentang Libya.

Sebuah pernyataan tertulis dari Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan bahwa para menteri luar negeri dari lima negara tersebut akan berjumpa di Kairo pada Rabu pekan ini (8/1) untuk membahas perkembangan di Libya.

Pernyataan kementerian Mesir menyebut para perwakilan negara itu akan membahas perkembangan terbaru di Libya selama pertemuan tersebut.

“Semua aspek krisis di Libya akan dibahas secara luas beserta solusinya. Lima negara akan fokus pada metode menghadapi kondisi apa pun yang mungkin akan mencegah upaya solusi, selain itu perkembangan terbaru di Mediterania Timur akan dibahas secara umum,” tuturnya seperti dikutip dari laman Anadolu Agency.

Perseteruan terjadi di Libya antara Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang diakui oleh PBB dan internasional dan pasukan yang berafiliasi dengan Jenderal Khalifa Haftar di Libya timur.

Pada 7 November, pemerintah Libya yang berbasis di Ankara dan Tripoli mencapai dua nota kesepahaman (MoU) yang terpisah, satu tentang kerja sama militer dan yang lainnya tentang batasan maritim di Mediterania Timur.

Perjanjian kedua negara itu mencakup peningkatan kerja sama dalam pertukaran personel, material, peralatan, konsultasi, dan pengalaman antara kedua belah pihak.

Perjanjian tersebut juga menawarkan dukungan Turki untuk pembentukan Pasukan Reaksi Cepat untuk polisi dan militer di Libya, serta peningkatan kerja sama dalam bidang intelijen dan industri pertahanan.

Pada April, pasukan Haftar meluncurkan kampanye militer untuk merebut Tripoli dari GNA yang diakui secara internasional, tetapi sejauh ini terus mengalami kegagalan.

Pada 12 Desember, Haftar mengumumkan bahwa dirinya memerintahkan para pasukannya untuk meluncurkan “pertempuran yang menentukan” untuk merebut ibu kota Tripoli.

Menurut data PBB, lebih dari seribu orang terbunuh sejak awal operasi dan lebih dari 5.000 orang terluka.

Sejak penggulingan pemerintahan Muammar Khaddafi pada 2011, dua poros kekuasaan yang saling bersaing muncul di Libya, satu di Libya Timur yang didukung oleh Mesir dan Uni Emirat Arab, dan satu lagi di Tripoli yang mendapat pengakuan PBB dan internasional.

Sumber: Anadolu Agency

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment