Lindungi generasi muda, RGTC FKM Unair bersama masyarakat sipil Surabaya menolak penyelenggaran World Tobacco Asia

Lindungi generasi muda, RGTC FKM Unair bersama masyarakat sipil Surabaya menolak penyelenggaran World Tobacco Asia

Konferensi Pers “Penolakan Penyelenggaraan World Tobacco Asia 2024 & World Vape Asia di Kota Surabaya.

SURABAYA (Suaramuslim.net) – Research Group Tobacco Control (RGTC) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan sejumlah elemen ormas dan masyarakat sipil di Surabaya menolak penyelenggaraan World Tobacco Asia (WTA) di Kota Surabaya.

WTA merupakan pameran industri tembakau internasional yang direncanakan akan diselenggarakan di Indonesia, tepatnya di Surabaya pada 9-10 Oktober mendatang di Grand City Convex Convention Hall Surabaya, bersamaan dengan penyelenggaraan World Vape Show.

Ketua RGTC FKM UNAIR sekaligus Dekan FKM Unair Prof. Dr. Santi Martini, dr., M.Kes. menyebut kegiatan ini tentunya bertentangan dengan PP yang baru saja disahkan dan juga regulasi yang telah ada di Kota Surabaya terkait Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2019 tentang Kawasan Tanpa Rokok, yaitu tidak diperbolehkannya promosi rokok maupun merokok di sarana tempat umum yang menjadi lokasi diadakannya kegiatan.

Santi mengatakan, WTA sebagai salah satu pameran yang mengiklankan dan mensponsori perkembangan industri rokok baik konvensional maupun rokok elektronik dapat meningkatkan eksposur anak-anak terhadap produk tembakau, mempengaruhi persepsi mereka bahwa merokok adalah hal yang normal atau menarik, dan secara signifikan meningkatkan risiko mereka untuk mulai merokok di masa depan

“WTA dan WVS serta pameran lainnya yang serupa di level nasional maupun internasional jelas akan mencoreng nama baik Kota Surabaya sebagai Kota Layak Anak. Tidak hanya mempromosikan produk rokok maupun alat penunjang lainnya, pameran WTA menjadi gerbang peningkatan produksi dan pemasaran rokok khususnya di Indonesia,” ujar Santi kepada Suaramuslim.net, Kamis (08/08/2024).

Menurut Santi, berdasarkan pengamatan pada laman resmi penyelenggara, hanya sebanyak 25% dari total stakeholder atau perusahaan yang mengikuti WTA dan WVS merupakan perusahaan asal Indonesia, sedangkan sisanya adalah perusahaan asing.

“Hal ini menunjukkan dominasi industri rokok asing yang sangat kuat dalam acara tersebut, dengan banyak dari mereka berambisi untuk melakukan ekspansi pasar ke Indonesia,” jelasnya.

Keikutsertaan perusahaan-perusahaan asing ini mengindikasikan ketertarikan besar terhadap pasar tembakau di Indonesia yang dinilai ‘potensial’, serta menggambarkan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia akibat meningkatnya penetrasi produk tembakau dari luar negeri.

RGTC FKM Unair bersama Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jawa Timur, Komunitas Wanita Indonesia Tanpa Tembakau, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Jawa Timur menyatakan penolakan keras penyelenggaraan acara ini di Kota Surabaya dan kota-kota lain di Indonesia serta menyerukan agar pemerintah dan masyarakat bersatu dalam menjaga kesehatan dan masa depan anak-anak dari dampak buruk dan ancaman bahaya asap rokok.

Reporter: Ferry Ramadhani
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment