JAKARTA (Suaramuslim.net) – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menanggapi pesawat Lion Air jurusan Jakarta-Pangkal Pinang dikabarkan hilang kontak padahal cuaca sekitar terpantau baik.
“Kondisi cuaca menjelang take off, saat itu kami sampaikan bahwa tidak ada kondisi cuaca yang signifikan, membahayakan (penerbangan). Saat itu kecepatan angin pada ketinggian 5.000 feets itu 5 knot arah barat laut. Termasuk kecepatan lemah,” ujar Dwikorita via video kepada wartawan, Senin (29/10).
“Tidak terdeteksi awan Cb (Cumulonimbus) yang membahayakan bagi penerbangan. Memang berawan namun tidak ada awan Cb, ini awan yang bahaya. Kalau ada cuaca yang signifikan biasanya kita berikan peringatan delay ke menara pengawas,” sambung Dwikorita.
Selain untuk penerbangan, Dwikorita mengatakan pihaknya pun terus menyosialisasikan cuaca pula kepada publik.
“Apabila akan ada cuaca ekstrem maka akan kita berikan informasi. Kita peringatkan 3-6 jam, silakan (bagi public) terus monitor di situs BMKG atau medsos,” kata Dwikorita.
Pesawat itu berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 06.10 WIB dan seharusnya mendarat di Bandar Udara Depati Amir di Pangkalpinang pukul 07.10 WIB. KNKT mengatakan pesawat Boeing 737 MAX 8 yang baru bergabung dengan Lion Air pada 2018 mengangkut 189 penumpang.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pesawat membawa 189 orang. “178 dewasa, 1 anak-anak, 2 bayi, 2 pilot, dan 6 awak kabin”, ujarnya.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir