BANYUWANGI (Suaramuslim.net) – Listrik ternyata bukan hanya menyinari kantor dan rumah, di Banyuwangi listrik menyinari kebun-kebun petani buah naga dan berperan meningkatkan hasil panen dibanding kebun biasa tanpa cahaya.
PLN bersama kelompok petani buah naga di Banyuwangi mengembangkan Electrifying Agriculture, elektrifikasi buah naga yang diberi nama “listrik untuk sang naga” guna mendorong peningkatan perekonomian petani karena panen dapat dilakukan sepanjang tahun.
Melalui PLN Peduli, BUMN yang bergerak di bidang kelistrikan ini hadir memenuhi kebutuhan para petani buah naga untuk meningkatkan produktivitas pertaniannya.
“Sejak tahun 2020, PLN Peduli memfasilitasi dan memberdayakan para petani buah naga, jadi tidak hanya meningkatkan produksi tapi juga melalui industri olahan makanan dari buah naga,” papar Manager PLN ULP Jajag, Didit Ari Tarmizi, Kamis (28/01/22).
Nanang Sugianto, Ketua Pokdarwis Sekar Naga Arum Desa Sumber Mulyo Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur menceritakan kepada Suaramuslim.net, buah naga biasanya awal musimnya di bulan November dan puncaknya pada Januari dan Februari.
Akhir musim di bulan April dan dari bulan Mei sampai Oktober sudah tidak ada lagi buah naga karena musimnya berakhir. Namun berkat proses penyinaran, buah naga kini musimnya bisa sepanjang tahun.
Mengapa ada metode penyinaran menggunakan lampu?
Nanang menyebut, dulu selain di kebun, buah naga juga ditanam di depan dan samping rumah dan diberi penerangan berupa lampu warna kuning agar tamu atau tuan rumah tidak gelap dan terkena duri pohon buah naga.
Menariknya, imbuh Nanang, pohon buah naga yang di depan rumah ini berbunga di luar musim. Petani pun mencoba menerapkannya di kebun dan berhasil.
Nanang menyebut, lahan satu hektar dengan sistem penyinaran dapat menghasilkan buah naga sebanyak 77 ton tiap tahunnya dengan harga per kilo berkisar antara Rp4.000,- hingga Rp30.000,-.
Tercatat sekitar 1.362 hektar lahan buah naga yang tersebar di daerah Pesanggaran, Siliragung, Tegaldlimo, Bangunrejo, dan Purwoharjo sudah teraliri listrik.
Dengan elektrifikasi dari PLN ini, wisata petik buah pertama kali di Banyuwangi tercetuskan.
Agro Wisata Petik Jeruk dan Naga Listrik yang menyuguhkan pertanian buah naga disinari lampu-lampu LED yang terletak di Pesanggaran, selatan Banyuwangi menjadi daya tarik tersendiri.
Pengunjung dapat menikmati sensasi berkunjung ke ladang buah naga sambil memetik sendiri buah naga maupun jeruk yang ada di area wisata yang dikelola Nanang dan petani serta masyarakat sekitar.
Menariknya, pada malam hari pengunjung dapat merasakan pengalaman mengawinkan buah naga secara langsung. Dihiasi lampu-lampu yang cantik, wisatawan juga bisa berfoto di ladang cahaya dari atas ketinggian spot foto yang disediakan di tempat ini.
“Sejak PLN Peduli hadir membersamai petani buah naga, wisata petik buah naga dan jeruk ini menjadi lebih dikenal masyarakat luas. Tak jarang pengunjung yang sebelumnya hanya lewat untuk berwisata ke Pulau Merah, justru mampir ke agro wisata ini,” terang Nanang.
Menurut Nanang, sudah lebih dari 30 tenaga kerja tetap yang diserap hingga pertengahan tahun 2021.
Sementara jumlah pengunjung sekitar 4.000 wisatawan baik lokal maupun domestik. Omset saat musim panen biasanya Rp173 juta setelah mendapat penyinaran buah naga menjadi Rp764 juta atau naik tiga kali lipat.
Kini, “listrik untuk sang naga” pun meraih beragam penghargaan CSR dan banyak direplikasi wilayah lain.
Sebelumnya, “listrik untuk sang naga” mendapatkan penghargaan platinum ISDA kategori Menjamin Pola Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan tahun 2021 dan Platinum ICA Bidang Pelibatan dan Pengembangan Masyarakat (CID) tahun 2021.