NANJING (Suaramuslim.net) – Melihat membanjirnya arus produk China ke Indonesia, Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) bekerja sama dengan Indonesia Halal Training & Education Center (IHATEC) menggelar pelatihan Sistem Jaminan Halal (SJH) ke-14 kalinya di Nanjing, Provinsi Jiangsu, China pada pekan lalu dan diikuti 313 peserta.
Kepala IHATEC, Ir. Nur Wahid, M.Si. dalam sambutannya mengatakan produk China menempati peringkat kedua dari seluruh negara yang disertifikasi oleh MUI. Sebanyak 4.326 produk dari 262 perusahaan yang telah tersertifikasi MUI.
“Dalam sertifikasi halal membutuhkan perjuangan yang tidak sederhana, karena banyaknya tantangan yang dihadapi. Seperti, kurangnya informasi dan pemahaman mengenai persyaratan halal dan kecukupan impelementasi SJH, tidak pahamnya supplier terhadap urgensi status kehalalan bahan, dan sulitnya mencari bahan baku halal,” lanjut Nur Wahid.
Namun, lanjutnya, tantangan tersebut dapat diatasi dengan mengikuti pelatihan SJH, para peserta akan diberi pemahaman mengenai persyaratan dan prosedur lengkap pemenuhan SJH. Perusahaan diharuskan lebih proaktif dalam mencari informasi.
Selain itu, dalam mengatasi tantangan di atas pula, perlu adanya diseminasi pentingnya dokumen halal kepada supplier. Terkait kesulitan bahan halal, ucap Nur Wahid, ini merupakan tantangan bagi ilmuwan untuk terus mengembangkan lebih banyak bahan halal yang ramah pengguna.
Sumber: LPPOM MUI
Editor: Muhammad Nashir