Begini Para Kader Hidayatullah Digembleng

Begini Para Kader Hidayatullah Digembleng

Begini Para Kader Hidayatullah Digembleng
Ustaz Abdul Kadir Jaelani, salah seorang santri angkatan pertama di Hidayatullah memberikan pesan kepada para kader Hidayatullah dalam Silatnas 2018 di Balikpapan (22/11/2018) (Foto: Irfan/INA News Agency)

BALIKPAPAN (Suaramuslim.net) – Ribuan kader ormas Islam Hidayatullah dari berbagai provinsi berkumpul di Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur, dalam rangka Silaturahmi Nasional.

Acara akbar itu telah dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden RI, HM Jusuf Kalla, Kamis (22/11/2018).

Beberapa hari ke depan, sejumlah rangkaian kegiatan bakal menyemarakkan ajang temu kangen para dai ormas yang selama 45 tahun telah berkhidmat kepada umat serta bangsa dan negara itu.

Usai shalat Maghrib secara berjamaah, Ustaz Abdul Kadir Jaelani, salah seorang santri angkatan pertama di Hidayatullah, naik ke atas mimbar, dan kepada ribuan jamaah, ia mengaku sangat terharu atas kehadiran para kader.

“Kami orang tua mengenang 45 tahun lalu. Kalau diukur, yang pertama masuk di Gunung Tembak ini tidak lebih dari 20 orang. Inilah kemudian yang dibimbing dan digembleng oleh almarhum Ustaz Abdullah Said (pendiri dan perintis Hidayatullah), dan setelah 45 tahun, menghasilkan seperti ini,” ujarnya.

Menurut Ustaz Kadir, yang membuat ormas ini tetap bertahan dan menghasilkan kader militan dan berkualitas sampai sekarang dikarenakan terpeliharanya ritme perjuangan.

“Sebagai orang tua, saya ingin berpesan kepada adik-adik sekalian, peliharalah niat baik ini. Kemudian jaga semangat beribadah karena inilah sebenarnya modal yang dimiliki oleh tidak lebih dari 20 orang itu, lalu Hidayatullah mampu merambah ke seluruh Indonesia,” tuturnya terisak mengenang masa Hidayatullah pada 45 tahun lampau.

Ia menambahkan, terkadang ia bertanya kepada para dai Hidayatullah sebelum diterjunkan berdakwah ke pelosok tentang kesanggupan mereka menghadapi tantangan dan rintangan di lapangan.

“Saya yang selalu sebagai stering commitee pernikahan, biasa saya bergurau dan menginterview para dai bersama istrinya. Pertanyaan saya; apakah kalian mau dikirim ke Papua? Namun kadang mereka berpikir dulu karena saat itu kondisi Papua yang memang masih “gelap”. Tetapi sekarang luar biasa. Mereka sudah mendirikan kampus-kampus,” jelasnya.

Ustaz Amin Mahmud, santri angkatan pertama Hidayatullah lainnya, juga memperoleh kesempatan berbicara di depan jemaah setelah Ustaz Kadir selesai.

Ia mengungkapkan bahwa salah satu kunci sehingga para kader Hidayatullah mampu bertahan mensyiarkan dakwah Islamiyah karena rasa dekat dan kenal dengan Allah Ta’ala, terkhusus dalam mendirikan shalat malam (qiyamul lail) yang rutin.

Ustaz Amin menyebutkan, itu juga yang pendiri Hidayatullah, mendiang Ustaz Abdullah Said, tekankan kepadanya dan santri lainnya kala itu.

“Sampai-sampai di awal-awal belajar shalat malam, kami berdiri kami. Oleng ke kanan dan ke kiri. Bahkan ada santri, sudah almarhum, kadang dia tertidur dalam shalat malamnya. Tetapi pesan Ustaz Abdullah Said, itu lebih mulia dibanding ketiduran di tempat tidur,” terang Ustaz Amin sembari memberikan tips agar mudah terbangun qiyamul lail, di antaranya dengan memperbanyak wirid dan berdoa sebelum tidur.

Para kader pun memekikkan takbir mendengar wejangan yang penuh semangat dari Ustaz Amin Mahmud.

Sumber: Irfan/INA News Agency
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment