SEPANG (Suaramuslim.net) – Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad menuding bahwa Dr Zakir Naik berisiko dibunuh jika dideportasi pulang ke India untuk menghadapi tuduhan pencucian uang dan terorisme.
Namun, Perdana Menteri mengatakan dia terbuka terhadap gagasan untuk mengirim buronan nasional India ke negara-negara lain. Pernyataan ini Mahathir sampaikan setelah adanya serangan balasan terhadap Zakir Naik atas sambutannya terhadap etnis India setempat.
“Masalah yang kita hadapi adalah kita tidak bisa mengirimnya kembali. Karena dia menanggung risiko terbunuh,” kata Dr Mahathir setelah ulang tahun ke-21 bandara KLIA, seperti yang dilansir Malaymail, Selasa (13/8).
“Jadi dia ada di sini hari ini, tetapi jika ada negara yang ingin memilikinya, mereka dipersilakan untuk melakukannya,” tambahya.
Bulan lalu, Dr Mahathir mengatakan bahwa Malaysia tidak ingin Dr Zakir berada di Malaysia, tetapi sulit untuk mendeportasinya di tempat lain karena “banyak negara” juga tidak akan menerimanya.
Ketika ditanya pendapatnya tentang komentar atas pernyataan Dr Zakir baru-baru ini yang mempertanyakan kesetiaan umat Hindu Malaysia kepada negara itu, ia dengan samar mengatakan ini seharusnya diarahkan ke masyarakat yang bersangkutan.
Dalam sebuah pidato di Kota Baru baru-baru ini, Zakir dilaporkan telah membandingkan orang Hindu di Malaysia dengan Muslim di India.
Mengatakan bahwa orang Hindu di Malaysia menikmati lebih dari 100 persen hak di Malaysia dibandingkan dengan orang Muslim di India.
Dia juga menuduh orang-orang Hindu di Malaysia lebih loyal kepada Perdana Menteri India Narendra Modi daripada Dr Mahathir.
Di antara mereka yang telah menyuarakan kritik termasuk Jelutong MP RSN Rayer, Menteri Sumber Daya Manusia M. Kulasegaran, dan MP Klang Charles Santiago.
Pada bulan Mei, Zakir mengakui bahwa dia bersedia untuk menghadapi pengadilan kembali di India, tetapi hanya jika dia tidak ditangkap di sana sampai dia diadili di pengadilan dan dihukum.
Dr Zakir telah menghindari otoritas India sejak 2016, ketika file dibuka terhadapnya karena diduga membuat pidato kebencian dan pencucian uang setelah lima gerilyawan melancarkan serangan di sebuah toko roti di Dhaka, Bangladesh yang berakhir dengan 29 orang tewas.
Pihak berwenang India mengajukan tuduhan pencucian uang terhadapnya awal tahun ini dan pengadilan Mumbai memberikan Direktorat Penegakan negara surat perintah untuk menangkap Dr Zakir agar dia diadili di sana
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir