Management by Heart (5): “Be Positive”

Management by Heart (5): “Be Positive”

Management by Heart (6) “Level of Leadership”
Ilustrasi Prof. Joni Hermana. (Ils: Suaramuslim.net/Rian Oktanto)

Suaramuslim.net – Seorang pemimpin yang bekerja menerapkan Management by Heart, akan selalu berusaha bersikap dan berpikir positif terhadap setiap kejadian yang dialaminya, maupun dalam merespon sikap orang lain yang dihadapinya.

Mengapa begitu? Semata karena keyakinan yang selalu menjadi pegangan hidupnya sesuai dengan ajaran-Nya bahwa:

  1. Semua kebaikan berasal dari Tuhan sementara keburukan berasal dari diri kita sendiri.

Iya, kita sendiri lah yang menzalimi diri sendiri sehingga kebaikan yang sudah diberikan-Nya menjadi tercemar karena ulah perbuatan kita. Makna ‘menzalimi’ adalah bahwa kita tidak melakukan tindakan sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan. Contohnya: melanggar peraturan, baik peraturan organisasi maupun kebijakan yang dibuat pimpinan, adalah contoh sederhana dari menzalimi diri sendiri. Wajar kalau kita harus siap dengan segala konsekuensi dari perbuatan buruk kita sendiri tersebut.

  1. Semua kejadian yang terjadi pada diri kita, hanya akan terjadi atas sepengetahuan dan izin Tuhan.

Artinya segala sesuatu yang menimpa kita, semuanya terjadi karena atas kehendak-Nya. Baik kebaikan maupun keburukan.

Maksudnya, ketika ada orang lain yang melakukan keburukan pada diri kita sekalipun, misalnya menipu atau memperdayai diri kita, maka sesungguhnya niat buruk orang tersebut bisa terlaksana atas sepengetahuan-Nya. Lalu mengapa Dia ‘membiarkan’ keburukan orang lain menimpa diri kita? Di situlah mengapa kita harus berpikir dan selalu bersikap positif. Sebab itu artinya kita harus berintrospeksi, mungkin Dia sedang mengingatkan kita atau bahkan menguji sejauh mana kekuatan dan kesabaran kita berpegang pada tali-Nya.

Karena itulah, dengan kesadaran diri yang selalu positif, sikap seorang pimpinan saat hasil capaian program kerja tidak sesuai dengan rencana, dia lebih banyak melakukan evaluasi untuk mengidentifikasi yang kurang pada dirinya, tidak serta merta menyalahkan orang lain, walaupun itu bawahannya sendiri.

Dengan bijak dia akan menelusuri root-causesnya. Pasti ada hal yang kurang atau salah sebagai penyebab mengapa program kerja organisasi tidak dapat terlaksana dengan baik. Kemudian ia akan melakukan perbaikan atau tindakan koreksi dengan mengajak kembali tim dan bawahannya memperbaiki kekurangan yang ada secara bersama tanpa harus merasa ada yang disalahkan atau dijadikan kambing hitam atas kegagalan itu.

Pimpinan yang bersikap positif akan selalu fokus pada sisi baik bukan sisi buruk. Dia akan fokus pada keberhasilan bukan pada kegagalan. Setiap hal buruk dan kegagalan yang dialami, tidak akan mempengaruhi langkahnya, sebab dia akan bangkit dan mencoba lagi, yang ada di benaknya cuma kata ‘sukses dan berhasil’. Tiada yang lain! Kegagalan atau hal buruk yang dialami tidak pernah dirasakan, sebab baginya hal itu hanya merupakan batu loncatan menuju sukses (stepping stones towards their success).

Surabaya, 26/06/2019

Joni Hermana
Rektor ITS 2015-2019

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment