Suaramuslim.net – Sebaik-baiknya tempat dan semulia-mulianya cita-cita adalah berada di surga bersama Rasulullah. Para sahabat jika ditanya bagaimana keindahan surga? Mereka menjawab: “Di sana ada Rasulullah”. Cukuplah menggambarkan keindahan surga dengan Rasulullah.
Bahkan para sahabat jika diberi pilihan hidup di dunia bersama Rasulullah atau mati masuk surga tanpa Rasulullah, pasti mereka akan memilih hidup di dunia bersama Rasulullah. Inti surga adalah Rasulullah dan berada di surga bersama Rasulullah adalah kedudukan yang paling tinggi.
Bagaimana kita bisa berada di surga bersama Rasulullah?
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Turmudzi dan Ibnu Mas’ud, Rasulullah bersabda: “Manusia yang paling dekat bersamaku di hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku”.
Dalam hadits yang lain Beliau bersabda: “Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti”. (HR. Baihaqi)
Allah dan malaikatnya juga bershalawat kepada nabi. Shalawat kepada Rasullah adalah perintah Allah. Sebagaimana Firman Allah Surat Al-Ahzab ayat 56: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi, ‘Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.
Shalawat adalah satu-satunya ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan Allah juga melakukannya. Allah memerintahkan umatnya shalat tetapi Allah tidak shalat. Allah memerintahkan umatnya zakat tetapi Allah tidak zakat. Hal ini menunjukkan betapa mulianya shalawat kepada Rasullah. Shalawat Allah kepada Rasullah berupa rahmah (kasing sayang), keberkahaan, kemuliaan, dan kehebatan yang senantiasa bertambah setiap waktu.
Pada suatu hari Rasulullah keluar dari rumahnya dengan wajah yang sangat gembira dan ceria. Para sahabat bertanya “Wahai Rasulullah, kami melihat engkau sangat gembira hari ini?” Rasulullah menjawab: “Bagaimana aku tidak gembira, Jibril telah datang dan mengabarkan kepadaku, bahwa barang siapa bershalawat kepadaku sekali, Allah akan membalasnya sepuluh kali”. (HR Muslim)
Hadits diatas merupakan motivasi untuk kita agar mendapatkan kasih sayang Allah. karena jika kita bershalawat kepada Rasulullah sekali saja, maka Allah akan bershalawat kepada kita kita sepuluh kali.
Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab, dari ayahnya Radhiyallahu anhuma, beliau berkata: “Aku bertanya: ‘Wahai Rasulullah, aku hendak memperbanyak shalawat kepadamu, berapa banyakkah aku harus bershalawat kepadamu?’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Berapa saja sekehendakmu.’ Aku katakan: ‘Seperempat?’ Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Terserah engkau, dan jika engkau menambahnya, maka itu adalah suatu kebaikan bagimu.’ Aku katakan: ‘Setengah?’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Terserah engkau, dan jika engkau menambahnya, maka itu adalah sebuah kebaikan bagimu.’ Aku katakan: ‘Dua pertiga?’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Terserah engkau, dan jika engkau menambahnya, maka itu adalah sebuah kebaikan bagimu.’ Aku kata-kan: ‘Aku akan menjadikan shalawat kepadamu seluruhnya.’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Jika demikian, maka semua keinginanmu terpenuhi, dan dosamu akan diampuni.’”
Hadits di atas menunjukkan betapa agungnya shalawat kepada Rasulullah. Bahkan jika semua waktu dihabis untuk bershalawat maka akan dipenuhi segala kebutuhan dan diampuni segala dosa.
Apakah shalawat kita akan sampai kepada Rasulullah? Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasalam bersabda: “Barang siapa bershalawat kepadaku di hari Jumat 100 kali, maka Allah akan mengabulkan baginya 100 hajat (kebutuhan), yang 70 dari kebutuhan akhirat dan 30 dari kebutuhan-kebutuhan duniawi. Dan Allah membebankan shalawat tersebut kepada malaikat hingga menghaturkannya ke kuburanku, layaknya (cahaya) hidayah yang masuk kepada kamu sekalian, dan malaikat memberi tahu akan namanya, kemudian aku menetapkannya di sampingku di dalam lembaran yang putih bersih, dan dengan shalawatnya, aku mencukupinya (memberi syafaat) kelak di hari kiamat,”.
Berdasarkan hadits di atas menunjukkan bahwa shalawat kita pasti sampai kepada Rasulullah. Bahkan Rasulullah mengenali siapa yang bershalawat kepadanya. Diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah mengingat shalawat sebuah batu yang ada di makkah, beliau bersabda: “Aku mengenali sebuah batu di mekah yang senantiasa bershalawat kepadaku ketika aku lewat di sekiatnya”
Rasulullah tidak melupakan shalawat dari sebuah batu kepadanya. Apalagi shalawat dari kita umatnya? Apakah kita pernah berpikir bahwa Rasulullah lupa shalawat kita kepadanya? Rasulullah tidak akan melupakannya selama-lamanya.
Mari memperbanyak shalawat agar kita bisa berada di surga bersama Rasulullah. Berapa banyak shalawat yang dibaca menentukan kedudukan manusia di sisi Allah swt.
Kontributor: Ahmad Ilham Habibi
Editor: Oki Aryono