Masjid di Majapahit

Masjid di Majapahit

Menara masjid. Ils: pixabay.com

Suaramuslim.net – Rasulullah shallallahu alaihi wa sallah pernah bersabda yang diriwayatkan imam Muslim sebagai berikut.

“Maukah aku tunjukkan kepada kalian amalan yang dengannya Allah akan menghapus kesalahan serta meninggikan derajat?” Para sahabat menjawab, “Tentu wahai Rasulullah.”

Lantas beliau bersabda, “Menyempurnakan wudu pada saat-saat yang sulit, memperbanyak langkah menuju masjid dan menunggu salat (berikutnya) sesudah salat, maka semua itu adalah ribath.”

Berdasarkan pada hadis tersebut bisa kita ketahui bersama bahwa ada amalan-amalan istimewa yang bisa mendatangkan ampunan dari Allah serta meninggikan derajat, dan di antara yang menjadi poin penting dalam tulisan ini adalah amalan untuk senantiasa memperbanyak serta mengistiqamahkan langkah menuju masjid.

Umat muslim sendiri sejatinya akan selalu dekat dan butuh dengan masjid, karena banyak amal ibadah yang berkaitan dengan masjid. Contohnya saat lima waktu berjamaah, salat Jumat, salat tarawih, salat Idulfitri dan Iduladha.

Bagi umat muslim masjid juga menjadi sumber identitas yang ikut memperkokoh aktivitas keagamaan, sosial, maupun kebudayaan dari suatu masyarakat muslim, dan dengan adanya masjid menunjukkan bahwa telah ada kemapanan maupun stabilitas pada diri masyarakat muslim.

Kondisi tersebut bisa dilihat dalam catatan Tome Pires yang melaporkan bahwa masyarakat muslim di Jawa pada abad 15 M telah mampu mendirikan masjid. 

Fakta tersebut juga tampak pada masyarakat muslim yang ada di pusat Kerajaan Majapahit, diriwayatkan bahwa masyarakat muslim telah membangun masjid dan letaknya berdekatan dengan pusat Kerajaan Majapahit.

Fakta itu tercatat dalam Kidung Sunda yang menurut P.J Zoetmulder berisi rangkaian peristiwa bersejarah dari Kerajaan Majapahit.  

Berikut ini bait-bait dari Kidung Sunda yang menyebutkan keberadaan  masjid:

“Patang wiji kang ingutus, danta ning Sunda apatih, Anepaken lawan demung tumenggung, (ng)aran pangulu Borang, mwang Pitar apatih, wong sinaring umiringa wonten tigang atus, lampah ikangidul ndatan asari, pada agagancangan jumog eng Masigit-Agung.”

(Empat dari mereka yang dikirim, Patih Sunda, Anepaken, para demung, tumenggung yang berjuluk penghulu Borang, dan Patih Pitar yang menemaninya, para prajurit terpilih berjumlah tiga ratus orang, berjalan ke arah selatan, mereka melaju terus tanpa berhenti hingga ke Masjid Agung).

Pada bagian bait yang lain, Kidung Sunda juga menyebutkan kembali terkait adanya masjid, “Kancit prapta eng tegal Wilajanggala, sanjateng Majapahit, aneng Pablantikan, Ampel-Gading kalawan, Masigit- Agung wus enti, tan paligaran, ebek punang kikiwi.”

(Dan sebelum musuh mengetahui, mereka telah bersiap di Lapangan Wilajanggala, dan para tentara Majapahit berada di sekitar Pablantikan, Ampel Gading, dan Masjid Agung, kesemuanya disiapkan dalam kelompok yang tak terhitung jumlahnya, sehingga perkemahan menjadi penuh).

Dengan membaca bait-bait Kidung Sunda yang ada,  kita semakin paham bahwa di masa tersebut telah  dikenal adanya masjid yang secara letak berada di dekat Lapangan Bubat, dan Lapangan Bubat sendiri merupakan tempat penting bagi Kerajaan Majapahit, karena di sana upacara-upacara penting kerajaan banyak digelar, seperti upacara Sraddha dan Caitra.

Maka berdasarkan bait-bait dari Kidung Sunda bisa disimpulkan bahwa saat itu masyarakat muslim telah berhasil berintegrasi dengan sistem sosial, budaya, maupun politik Majapahit sehingga diperkenankan untuk mendirikan masjid di daerah pusat/ibu kota Kerajaan Majapahit, dan dalam tata pembangunan pendirian masjid bernilai strategis dalam relasi kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Sumber Pustaka:

Khalil Itani, Muhammad,2013, Wasiat Rasul buat Lelaki, Solo: AQWAM.

Perkasa, Adrian, 2012, Orang-Orang Tionghoa dan Islam di Majapahit, Yogyakarta: Ombak.

Berg, CC, 1927, Kidung Sunda: Inleiding, Tekst, Vertaling En Aanteekeningen, Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia: Brill.

Wildan Taufiqur Rahman

Alumni Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment